Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waspada, Penduduk di Sekitar Bandara Berisiko Terserang Penyakit Kardiovaskuler
Oleh : Redaksi
Kamis | 10-10-2013 | 09:11 WIB
Qantas_b747_over_houses_arp.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Sidney - Ilmuwan mengatakan tingkat kebisingan berkaitan dengan stres, gangguan tidur, dan tekanan darah tinggi seseorang. Temuan ini diharapkan bisa mempengaruhi sistem operasional baru bandara di daerah pemukiman di Australia.

Profesor Paul Elliott dari Imperial College London mengkaji salah satu studi ini dengan menyelidiki jutaan orang yang hidup di dekat bandara terbesar di Inggris, Heathrow.

Ia menemukan warga yang tinggal di sekitar bandar udara utama,  memiliki resiko dirawat di rumah sakit karena gangguan kardiovaskuler 3,5 persen lebih tinggi.

Hasil ini juga menyelidiki faktor lain yang biasa mempengaruhi gangguan kardiovaskuler seperti seks, etnisitas dan kebiasaan merokok. Eksperimen Borough menunjukan tingkat kebisingan di kawasan sekitar bandara minimal 10 desibel lebih tinggi dari rata-rata suara keras, yang tercatat sekitar 70 desibel.

"Kita tahu bahwa paparan akut terhadap suara keras dapat mempengaruhi reaksi kaget secara pribadi dengan peningkatan denyut jantung dan peningkatan jangka pendek dalam tekanan darah," katanya.

"Dan ada beberapa bukti menunjukan bahwa kenaikan tekanan darah ini dapat terus bertahan jika ada paparan yang berlangsung secara terus-menerus dari suara yang lebih bising."

Suara alat penyedot debu atau vacuum cleaner sekitar 70 desibel, mesin pemotong rumput sekitar 90 desibel, dan mesin jet temput ketika akan mengudara lebih dari 100 desibel.

Kajian serupa lain yang dilakukan oleh pengajar di Sekolah Kesehatan Publik Universitas Boston dan Sekolah Kesehatan Publik Harvard, mempelajari kondisi kesehatan 6 juta warga yang tinggi di sekitar Bandara Udara besar di Amerika Serikat.

Profesor Jon Levy mengatakan hasil kajiannya juga sesuai dengan temuan oleh akademisi di Inggris, di mana warga yang tinggal di sekitar bandara punya resiko dirawat di rumah sakit karena penyakit kardiovaskuler 2,3 persen lebih tinggi.

"Dampak kesehatan kebisingan harus diperhatikan dan ditindaklanjuti ketika pemerintah hendak membangun atau memperluas bandara," paparnya.


Strategi mengurangi dampak kebisingan

Di AS, kajian  mengenai kebisingan telah dilakukan oleh otoritas penerbangan federal yang turut membiayai penelitian tersebut.

Profesor Levy  mengatakan perlu ada strategi yang terfokus pada u paya mengurangi paparan kebisingan pesawat, termasuk rumah yang tahan polusi suara, modifikasi jalur penerbangan serta pesawat yang lebih tenang.

Tapi kelompok anti bising mengatakan ukuran tersebut hanya solusi tambal sulam. Juru bicara dari kelompok Anti Bising Pesawat atau No Aircraft Noise, Allan Rees, ingin bandara kedua Sydney bisa meringankan penderitaan warga di Kingsford Smith.

"Sydney beriklim moderat ringan. Kami tetap ingin rumah kami memiliki jendela yang terbuka. Kami tidak ingin tinggal di kotak beton ber-AC. Ini bukan kondisi hidup yang baik dan ada semua aktivitas di luar ruangan yang akan terganggu juga," protesnya.

"Sementara soal jenis pesawat yang suaranya lebih rendah, saya rasa saat ini pesawat jenis terbaru juga sudah jauh lebih rendah suaranya, tapi itu tidak terlalu berpengaruh. Pesawat itu tetap saja bising tambahan lagi jumlah pesawat terus meningkat dan fakta menunjukan ukuran rata-rata pesawat yang beroperasi di Mascot akan terus bertambah."

Pemerintah federal belum mengakui rencana pembangungan Bandara Sydney kedua dan pemerintah Negara Bagian New South Wales mengatakan kapasitas bandara Sydney yang sekarang bisa lebih ditingkatkan.

Kedua kajian bising ini telah diterbitkan di Jurnal  Kesehatan Inggris edisi teranyar. (*)

sumber: Radio ABC