Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polisi Bintan Siap Selidiki Permasalahan di Pertamina Tanjunguban
Oleh : Harjo
Jum'at | 04-10-2013 | 16:44 WIB
Kasatreskrim-Polres-Bintan-AKP-Reonald-Simanjuntak.jpg Honda-Batam
Kasat Reskrim Polres Bintan, AKP Reonald TS Simanjuntak.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Banyaknya permasalahan yang mulai terkuak di Pertamina Tanjunguban, pasca-unjukrasa yang dilakukan oleh perwakilan OKP, Ormas dan elemen masyarakat Bintan Utara, pihak kepolisian menyatakan siap untuk melakukan penyelidikan.

"Kita segera melakukan penyelidikan terhadap sejumlah permasalahan atas kinerja  manajemen Pertamina Tanjunguban. Sebab tidak tertutup kemungkinan ada tindak pidana di dalamnya," ujar Kasat Reskrim Polres Bintan, AKP Reonald TS Simanjuntak kepada BATAMTODAY.COM di Bintan Bunyu, Jumat (4/10/2013) hari ini.

Menurut Reonald, berdasarkan hasil dialog antara perwakilan masyarakat dengan pimpinan Pertamina, di Mapolsek Bintan Utara di Tanjunguban lalu. Memang ada sejumlah permasalahan yang kalau dalam pengelolaannya kurang tepat bisa jadi ada unsur pidananya.

"Kita masih kumpulkan sejumlah bukti, sebagai tindak lanjut dari harapan tokoh masyarakat yang meminta agar kepolisian segera melakukan penyelidikan," imbuhnya.

Sebelumnya, Polisi diminta warga Bintan Utara untuk segera mengusut masalah dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan masalah limbah yang diduga dibuang dengan cara yang ilegal oleh manajemen Pertamina Tanjunguban.

"Kalau bicara masalah CSR dari sebuah perusahaan maka bukan lagi hal yang baru. Tetapi kenapa di Pertamina Tanjunguban, justru masalah CSR justru tidak pernah ada, apalagi untuk menyentuh masyarakat yang ada di sekitarnya," ungkap Sahat Simanjuntak, salah seorang tokoh masyarakat Bintan Utara, Rabu (2/10/2013).

Dengan ketidakjelasan tanggungjawab sosial dari Pertamina, jelas bisa diduga hal tersebut salahsatu bentuk pembodohan. Apalagi, dari manajemen Pertamina justru menyuruh untuk membuat proposal, agar perusahaan bisa mengeluarkan CSR.

"Itu masalah CSR, bagaimana dengan masalah limbah BBM dan LPG, yang sampai saat ini masalah pembuangannya kemana tidak pernah diketahui. Kita berharap pihak kepolisian atau penegak hukum lainnya peka untuk mengusutnya," harapnya.

Selain itu, masalah keberadaan kapal tongkang Pagai di sebelah pelabuhan Roro Tanjunguban yang sudah bertahun-tahun parkir dan setiap bulannya Pertamina harus membayar retribusi ke Adpel, baik uang tambat uang maupun uang rambu.

Hery Sugianto, tokoh pemuda Bintan Utara menambahkan, masalah limbah memang bukan hal yang baru di Bintan Utara terutama bagi nelayan yang tidak heran kalau jaring nelayan selalu dikotori oleh limbah minyak.

Begitu keberadaan parit yang melintasi Kampung Cendrawasih Tanjunguban Kota, apabila hujan turun bulan hal yang aneh bila limbah minyak masuk ke dalam rumah warga. Karena limbah tersebut meluap dari tampungannya yang ada di dalam lingkungan Pertamina.

"Itu yang dirasakan oleh masyarakat, tetapi apakah Pertamina pernah peduli, bahkan tidak heran limbah minyak juga sampai ke kampung lain. Lantas sampai kapan masyarakat hanya sebagai penampung limbah dan keselamatannya terus terancam," tegasnya.

Editor: Dodo