Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sejak 2007, Perburuan Badak Meningkat 5.000 Persen
Oleh : Redaksi
Kamis | 03-10-2013 | 08:54 WIB

BATAMTODAY.COM - World Wildlife Fund telah merilis lima seri video tentang krisis fauna langka akibat perburuan manusia. Seri video berjudul "StopWildlifeCrime" itu menunjukkan bagaimana manusia membunuhi gajah, badak, dan harimau demi memenuhi permintaan konsumen akan gading, cula badak, bulu dan bagian-bagian lainnya dari hewan.

WWF, melalui situs resminya, merangkum, perdagangan satwa liar adalah salah satu kegiatan kriminal top di dunia - disejajarkan dengan obat-obatan, senjata , dan perdagangan manusia. Para sindikat kejahatan internasional menjalankan perdagangan ini dengan omset mencapai miliaran dolar. Sementara mereka membunuhi hewan-hewan tersebut dengan cara yang tak biasa, mengancam kehidupan, dan bahkan memebri dampak keamanan global.


WWF sendiri menyatakan akan berada di garis terdepan untuk menghentikan kejahatan terhadap satwa liar tersebut. "Baru-baru ini, kami mendesak Thailand untuk melarang perdagangan gading dan dijamin tindakan yang kuat dari orang kuat seperti Presiden Obama," tulis WWF sebagaimana dilansir treehugger.com.

Pada bagian keempat dari seri video tersebut, WWF mengeksplorasi meningkatnya perburuan badak di Afrika Selatan karena permintaan cula baadk yang tinggi dari Vietnam dan China. 

Pada episode keempat dalam vide berjudul "Stop Wildlife Crime", WWF menyoroti dampak perburuan pada badak. Menurut WWF, setiap hari badak di Afrika dan Asia terjebak dalam perburuan untuk memasok permintaan cula badak di pasar gelap.

Permintaan terhadap cula badak menyebabkan harganya terus melambung, terutama di Asia yang disebut-sebut untuk digunakan sebagai obat mabuk dan pengobatan untuk penyakit terminal. 

"Kecuali tidak ada bukti ilmiah bahwa cula badak terbuat dari keratin, seperti rambut manusia dan kuku - yang mempunyai sifat obat. Dan itu tidak menghentikan ratusan badak dibantai setiap tahun . Bahkan, ada peningkatan perburuan badak Afriak Selatan sampai 5.000 persen selama 2007 dan 2012. (*)

Editor: Dodo