Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelabuhan Rakyat di Punggur Bebas Bongkar Muat Barang
Oleh : Ali
Sabtu | 28-09-2013 | 14:41 WIB
pelabuhan-rakyat-punggur1.jpg Honda-Batam
Praktek bongkar muat barang secara ilegal yang terjadi di salah satu pelabuhan (rakyat) di Telaga Punggur.

BATAMTODAY.COM, Batam - Aktiifitas pelabuhan rakyat di Batam menjadi urat nadi untuk ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat pulau sekitarnya. Seperti halnya pelabuhan rakyat yang berada di wilayah Telaga Punggur, Kecamatan Nongsa. Setidaknya terdapat 7 pelabuhan rakyat yang dijadikan pelabuhan bongkar muat beragam kebutuhan hingga perabotan rumah tangga.

"Dari dulu saya tidak ngerti apakah pelabuhan-pelabuhan di sini (Punggur Dalam) merupakan pelabuhan barang yang berizin. Saya rasa bebas aja kalau kita mau buat pelabuhan di pinggir pantai," ujar salah satu tokoh yang dituakan di wilayah pelabuhan rakyat di Punggur kepada BATAMTODAY,COM, Sabtu (28/9/2013).

Menurut tokoh di pelabuhan yang terletak tak jauh dari pelabihan Asun itu, hal yang membingungkannya dengan setatus Batam yang merupakan kawasan bebas, namun bebas dalam arti kata pelabuhan dan kawasan yang ditunjuk oleh pemerintah. Namun pada kenyatannya, pelabuhan bongkar muat mudah ditemukan di Batam.

Untuk wilayah Telaga Punggur, tambah ayah dua anak ini, warga yang memiliki rumah di tepi laut dengan mudah membuat pelabuhan bongkar muat. Tentu saja, aparat berwenang dalam hal ini petugas Bea Cukai tidak dapat menghendel keluarnya barang-barang kebutuhan dari Batam.

"Petugas nya baru datang kalau barang-barang sudah di muat di kapal pompong, seperti kapal itu. Tidak ada tanpak muatan kapal dibongkar. Beberapa saat, setelah kedatangan petugas Bc, petugas itu langung pergi dengan kapal peitnya. Sore harinya kapal baru berangkat," terangnya.

Pantauan BATAMTODAY.COM di lokasi, pelabuhan-pelabuhan ini merupakan kedpok penyeludupan barang kebutuhan. Ditengah-tengah Kampung Punggur dalam setidaknya terdapat 5 pelbauhan bingkar muat barang yang berada di rumah warga.

Barang yang telah dimuat ke dalam kapal. Ditutupi dengan terpal biru dengan rapat. Tidak sedikitpula pemilik pelabuhan membuka toko sembako, untuk menutupi kedok penyeludupan selama ini. Tidak jauh dari pelabuhan yang terbuat dari beton, ada pos pangkalan Polair. Bongkar muat tanpa pegawasan yang exstar kerap terjadi.

Dari penghasilan penyeludupan dari pelabuhan rakyat yang dijadikan pelabuhan bongkar muat itu, tidak sedikit pula pajak keluar barang yang merugikan negara. Diduga, aktifitas pelabuhan bongkar muat itu dimuluskan peran penting oknum petinggi instansi terkait.

Editor: Dodo