Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Relawan Pulihkan Terumbu karang di Samudera Hindia
Oleh : Redaksi
Rabu | 25-09-2013 | 10:35 WIB
0,,17098425_303,00.jpg Honda-Batam
Kredit foto: Deutsche Welle

BATAMTODAY.COM - Enam puluh persen terumbu karang di dunia terancam, juga akibat pemanasan global. Di kepulauan Seychelles berlangsung proyek rehabilitasi mencangkok karang sehat pada terumbu yang di ambang ajal.


Para penyelam kembali naik ke permukaan air lewat tengah hari. Satu per satu, mereka naik ke atas kapal yang berlabuh dekat pulau kecil di samudra Hindia. Sudah dua kali mereka menyelam hari itu, setiap kali selama satu setengah jam.

Di perairan kepulauan Seychelles itu mereka membersihkan apa yang disebut "lahan pembibitan karang", sejejeran tali-temali dan jaring pada pipa-pipa yang terpancang di dasar laut. Pada tali-tali dan jaring itu tumbuh 10 jenis terumbu karang.

David Derand yang pertama naik ke atas kapal, memimpin tim ini. Terumbu karang bagaikan rumah bagi ikan dan melindungi pantai dari erosi, tapi bisa mati karena kekurangan oksigen atau makanan. 

"Kerang yang tumbuh menjamur, bersaing dengan karang," jelas Derand, "Karena itu kami berusaha menyingkirkannya." 

Kala menyelam, tim ilmuwan itu menyikat bersih setiap bagian tali dan jaring itu.

Karang yang pulih
Karang yang dibibitkan itu diambil dari terumbu karang yang berhasil pulih dari proses pengelantangan seputar 1998. Ketika itu, El Nino menyebabkan pemanasan air laut khususnya di samudra Hindia. 

Hal itu menyebabkan gangguan pada proses fotosintesis karang dan mengubah jaringan selular karang menjadi transparan. Sebanyak 15 persen terumbu karang di dunia berada di perairan ini. Proses pengelantangan bisa membunuh sekawasan besar.

Menurut laporan World Resources Institute pada tahun 2011, sekitar 75 persen karang terumbu dunia terancam oleh ancaman global seperi perubahan iklim dan pengelantangan, dan dampak aktivitas manusia sperti polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan.

Derand berharap karang yang dibibitnya lebih resisten terhadap ancaman, karena berhasil pulih setelah mengalami pengelantangan.

Pencangkokan
Setelah 12 bulan, karang yang telah membesar itu dicangkokan di terumbu karang yang di ambang ajal. Derand bersama timnya baru dua kali melakukan pencangkokan, yang pertama kali pada bulan Desember 2012.

Kat, seorang relawan Inggris berusia 26 tahun bercerita bahwa pencangkokan pada terumbu karang tampaknya berhasil. Ikan-ikan sudah kembali bermukim di sana. 

Proyek penyelamatan terumbu karang ini berlangsung selama tiga tahun, dan berlandaskan apa yang disebut "konsep berkebun".

Seperti surat berantai, konsep yang dipelopori Pusat Oseanografi di Israel ini diteruskan ke kelompok-kelompok lain di berbagai negara. Kepada Deutsche Welle, Derand mengatakan, "Kami berusaha membantu alam, tapi nantinya alam harus bisa pulih sendiri."

Selain dari turisme, penduduk kepulauan Seychelles bergantung pada laut untuk kelanjutan hidupnya. (*)

sumber: Deutsche Welle

Berita Lainnya

KLH Minta Pemda Perbaiki Pengelolaan Sampah dari Hulu ke Hilir

12-12-2024 | 18:04 WIB

PT Timah Tanam Magrove dan Lepas Bibit Kepiting di Perairan Kundur dan Karimun

09-12-2024 | 20:04 WIB

Anak-anak dan Kaum Muda di 8 Provinsi Pimpin Aksi Menghadapi Krisis Iklim

09-12-2024 | 08:44 WIB