Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Orang Tua Zr Sebut Ahmad Nasir Berbohong
Oleh : Hadli
Kamis | 19-09-2013 | 19:30 WIB
ahmad nasir.jpg Honda-Batam
Ahmad Nasir bersama Abdulah, orang tuanya.

BATAMTODAY.COM, Batam - Otak pelaku pembakaran Sekolah Penerbangan Angkasa Nasional (SPAN) Batam, Minggu (15/9/2013) yang berinisial Zr, seperti yang disebut pelaku lainnya, Ahmad Nasir Harahap (19), Kamis pagi sudah kembali masuk ke sekolah.

"Hari ini anak saya sudah masuk sekolah," kata Karmin, orang tua Zr, saat dihunbungi wartawan, Kamis (19/9/2013).

Namun Karmin membantah keras pernyataan rekan anaknya, Ahmad Nasir Harahap, jika mereka telah menjadi korban penculikan dan penyekapan. Selain itu, ia juga membantah telah membayar tebusan sebesar Rp25 juta agar anaknya tidak diperkarakan dan dibebaskan dalam penyekapan yang dilakukan pihak sekolah.


"Itu tidak benar! Anak saya tidak ada masalah. Kemarin anak saya tidak masuk sekolah karena sakit. Cerita Nasir itu bohong semua! Anak saya tidak ada diculik oleh pihak sekolah dan bahkan saya tidak ada membayar tebusan Rp25 juta untuk membebaskannya," tegasnya.

Karmin menjelaskan, selama mengenyam pendidikan di SPAN Batam, anaknya tinggal di asrama sekolah, kecuali hari Sabtu dan Minggu, anaknya berada di rumah.

"Anak saya kan tinggal di mess sebelumnya. Kemarin karena sakit, dia saya jemput. Saya tidak tahu, kok di pemberitaan anak saya itu membakar sekolah bersama temannya. Cerita yang dikatakan temannya itu bohong semua. Saya tidak tahu dari mana dia bisa mengarang cerita itu," tukas Karmin.

Namun menurut Abdulah, orang tua Ahmad Nasir, sehari setelah anaknya dibebaskan oleh tiga orang yang mengaku sebagai oknum aparat, Rabu (18/9/2013) sekitar pukul 10.00 WIB, ia didatangi dua orang yang mengaku sebagai komandan kepolisian di bagian intel.

Kedatangan kedua orang itu, tambahnya, menyampaikan permohonan maaf atas tindakan yang telah dilakukan anggotanya terhadap anaknya (Nasir, red).

"Ada sekitar limat menit komandan polisi itu di rumah saya. Dia minta maaf atas tindakan anggotanya itu. Secara tidak langsung sudah saya maafkan, tapi tindakan anggotanya sudah di luar prosedur yang tidak bisa kami sekeluarga terima. Upaya lapor masih saya bicarakan dengan keluarga," katanya singkat.

Sebagaimana diberitakan, Ahmad Nasir Harahap mengaku menjadi korban penganiayaan dan penyekapan serta penyandraan, yang disebutnya dilakukan tiga oknum polisi, karena terlibat melakukan aksi pembakaran di SPAN Batam. Ahmad Nasir juga keterlibatannya dalam aksi pembakaran itu, setelah diajak rekannya berinisial Zr, seorang siswa di sekolah tersebut.

"Kami dilepaskan setelah orang tua Zr membayar uang tebusan sebesar Rp25 juta kepada pihak sekolah," ujar Ahmad Nasir, kepada wartawan di rumahnya, Kavling Punggur, Rabu (18/9/2013). (*)

Editor: Dodo