Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rekonstruksi Pembantaian Akeng di Jalan Tambak

Nurbaiti Sebut Haiti Bantai Akeng dan Dirinya di Dalam Kamar Kos
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 09-09-2013 | 14:49 WIB
rekonstruksi_akeng.jpg Honda-Batam
Tersangka Bun Khai alias Haiti saat menjelang pelaksanaan rekonstruksi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Rekonstruksi pembunuhan Akeng, yang dilakukan tersangka Bun Khai alias Haiti (bukan Bhaiti seperti berita sebelumnya) sebagaimana dipraktikkan dalam rekonstruksi dibantah Nurbaiti, yang merupakan korban sekaligus saksi dalam pembantaian yang dilakukan mantan kekasihnya tersebut.

Hal itu dikatakan Nurbaiti di sela pelaksanaan rekonstruksi di rumah kos Akeng, Lorong Jalan Tambak RT II/RW IV, Kelurahan Kamboja, Tanjungpinang, Senin (9/9/2013).

Menurut Nurbaiti, sebelum kejadian, dirinya dan Akeng sedang berada di dalam kos. Tiba-tiba Haiti datang menggunakan Honda Revo bernomor polisi BP 4076 TT dan meminta Akeng keluar.

"Jadi tak benar kalau dia membacok Akeng dan saya di luar rumah. Yang benar dia masuk ke rumah dan mendatangi Akeng di dalam kamar kos dan langsung membacoknya dengan parang persegi empat," kata Nurbaiti.

Keterangan ini, berbeda dengan keterangan Haiti yang mengatakan, jika dirinya pertama membacok Akeng di depan rumah kosnya.

Dijelaskan Nurbaiti, saat itu dirinya minta izin membuka pintu pada Akeng, dan saat diizinkan, Akeng dalam kondisi menggunakan Handuk dan ingin mengenakan celana. Namun tak lama berselang, setelah pintu dibuka oleh Nurbaiti, Haiti langsung menerobos masuk dan mencari Akeng ke dalam kamar kos.

"Setelah masuk ke kamar kos, dia (Haiti-red) langsung membacok Akeng dengan dengan parang daging di tangan," kata Nurbaiti lagi.

Saat masuk ke dalam rumah kos, tambah Nurbaiti, tersangka Bun Khai alias Haiti memang benar memarkirkan motornya di depan Pintu, dan saat masuk sudah memegang parang jagal dalam genggamannya.

"Akeng dibacok di dalam kamar ini dan sempat mengelak hingga keluar dari kamar. Dan di depan pintu, dia (Haiti-red) kembali membantai Akeng dan saya," sebut Nurbaiti.

Setelah dibacok di dalam dan di depan pintu kamar kos, akhirnya Akeng keluar dalam kondisi berdarah. Nurbaiti sendiri, setelah kejadian di dalam kos, hanya dapat berteriak-teriak minta tolong.

"Setelah kejadian di dalam kamar dan rumah kos, Akeng langsung keluar dan dikejar tersangka Bun Khai, lalu saya teriak-teriak tolong...tolong...tolong," tutur Nurbaiti.

Dia dikejar ke arah jalan besar, sekitar 100 meter dari gang dari lokasi kos, Akeng yang saat itu sudah bersimbah darah kembali diserang Haiti di depan Toko Trenddy Seluler di Jalan Tambak.

Di sana, Haiti kembali menghujamkan belati yang dibawanya ke perut, pundak dan tubuh Akeng, sebagaimana diakui Haiti. "Ketika korban rubuh dan telentang, saya tusuk lagi beberapa kali dengan pisau belati ini," katanya.

Menanggapi adanya perbedaan pengakuan terdakwa dan saksi Nurbaiti dalam rekonstruksi ini, Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang AKP Memo Ardian mengatakan, jika hal itu di luar keterangan pelaku dan saksi. Namun demikian guna mengetahui kronologis rangkaian kejadian, pihaknya akan mengikuti keterangan dan versi yang disebutkan saksi Nurbaiti.

"Kita ikuti dan rekonstruksi keterangan saksi, dan hal ini di luar dari keterangan pelaku dan saksi sebelumnya," ujar Memo.

Sementara, Haiti mengaku jika kejadian yang terjadi di dalam kos Akeng itu, dirinya mengaku tidak ingat. Namun Haiti keberatan untuk memerankan rekonstruksi pembantaian di dalam rumah dan kamar kos, sehingga polisi menggunakan peran pengganti.

Editor: Dodo