Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ribuan Pekerja Restoran Siap Saji di AS Akan Mogok Nasional
Oleh : Redaksi
Kamis | 29-08-2013 | 20:17 WIB
D8ACEBDD-AB7A-41A5-9F4F-FA79BCD86392_w640_r1_s_cx0_cy10_cw0.jpg Honda-Batam
Kredit foto: Voice of America

BATAMTODAY.COM, New York - Ribuan pekerja restoran fast food atau makanan siap saji di puluhan kota di Amerika Serikat akan mogok pada Kamis waktu setempat, untuk menuntut waralaba-waralaba seperti McDonald's, Taco Bell dan Wendy's untuk membayar upah lebih tinggi.

Hal ini merupakan mogok nasional terbesar yang pernah dilakukan pekerja restoran siap saji. Sebelumnya pada musim panas 2.200 orang dari jutaan pekerja restoran siap saji mengadakan mogok satu hari di tujuh kota.

Mogok pada Kamis menyusul serangkaian mogok yang dimulai November lalu di New York City, yang kemudian menyebar di kota-kota lain termasuk Chicago, Detroit dan Seattle. Para pekerja mengatakan mereka ingin mendapat US$15 per jam, atau dua kali lipat upah minimum federal yang diterima oleh banyak pekerja tersebut, yaitu $7,25 per jam atau $15.000 per tahun.

Langkah itu datang di tengah desakan dari Gedung Putih, beberapa anggota Kongres dan para ekonom untuk menaikkan upah minimum federal, yang terakhir dinaikkan pada 2009. Namun sebagian besar proposal tidak meminta kenaikan setinggi itu, dengan usulan $9 per jam dari Presiden Barack Obama.

Rencana mogok ini membawa perhatian pada industri makanan siap saji yang disebut "McJobs" dan dikenal dengan bayaran rendah dan prospek terbatas. Tidak jelas apakah mogok pada Kamis akan menutup restoran-restoran.

Para pekerja restoran siap saji mengatakan mereka tidak dapat membiayai hidup mereka dari upah tersebut.

Asosiasi Restoran Nasional mengatakan upah rendah tersebut mencerminkan fakta bahwa para pekerja restoran siap saji cenderung lebih muda dan memiliki pengalaman kerja yang sedikit. Juru bicara asosiasi tersebut mengatakan kenaikan upah dua kali lipat akan merusak penciptaan lapangan kerja, karena waralaba makanan siap saji telah menghadapi biaya-biaya lebih tinggi untuk bahan baku, dan peraturan baru yang mewajibkan mereka untuk membayar biaya kesehatan lebih tinggi. (*)

sumber: Voice of America | AP