Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kanwilkumham Kepri Pastikan Prakas Tak Terlibat Penipuan dan Narkoba

Marlan Prakas Bantah Tudingan Wanita Asal Jakarta
Oleh : Redaksi
Senin | 19-08-2013 | 10:11 WIB
M.Parakas,-AMd.IP,-SH,-M.Si.-1.jpg Honda-Batam
Kepala Pengamanan Lapas Km 18 Tanjungpinang Marlan Parakas, AMd. IP, SH, MSi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Pengamanan Lapas Km 18 Tanjungpinang Marlan Parakas membantah tudingan penipuan dan perbuatan asusila serta pengggunaan narkoba, sebagaimana yang dialamatkan wanita asal Jakrata Risa Amanda. Dan sebaliknya, Prakas mengaku kalau Risa Amanda-lah yang melakukan pemerasan terhadap dirinya.

Bantahannya disampaikan Parakas kepada BATAMTODAY.COM di Tanjungpinang, Sabtu (17/8/2013), seusai pelaksanaan Upacara HUT RI ke-68 di Lapas Klas II Km 18 Tanjungpinang.

Dari penuturan Marlan Parakas, dirinya mengenal Risa Amanda pada 2008 lalu, melalui mantan pacarnya yang mengaku jika Risa Amanda adalah adiknya. Dan sekitar satu bulan lalu, Risa Amanda mengundang dirinya (meng-add) untuk berteman di jejaring Facebook. Karena merasa kenal, Prakas menerima pertemanan Facebook dari Risa Amanda, hingga akhirnya bertukar PIN BlackBerry.

"Kemudian, pada Jumat (2/8/2013) kami komunikasi dan dia mengatakan dirinya mau balik Pontianak dari Jakarta, dan singkat kata bahasanya mau minta THR-lah," ujar Prakas.

Dan karena dirinya mengaku kenal sebagai adek mantan pacarnya, hingga pada saat itu dirinya berjanji akan mengirimkan dana bantuan pada Risa tetapi tidak besar dan rencanannya Rp 2 juta.

Namun saat itu, Riska kembali mengatakan kalau dirinya pulang pada Sabtu ke Pontianak, akan kelamaan menunggu hari raya dan saat itu Jakarta juga sudah sepi, sehingga menawarkan diri untuk datang ke Tanjungpinang jalan-jalan.

"Saat pembicaraan itu, kami juga membicarakan termasuk ada bisnis kecil penjualan besi tua kapal tongkang dua unit yang posisinya di Tanjungunggat milik Pak Hengki, yang saya tawarkan ke dia buka harga Rp 1,8 miliar. Karena orang mempercayakan saya sebagai broker, dan Riska Amanda juga mengaku biasa sebagai broker, ya udah saya bilang sekalian aja deh kalau mau datang ke Tanjungpinang," tuturnya.

Parakas juga mengaku tak jadi kirim uang Rp 2 juta, dan hanya kasih sangu Rp 1 juta saja untuk Risa karena mau datang ke Tanjungpinang. Dan pada Sabtu (3/8/2013), dia langsung transfer uang Rp 1 juta tersebut. Dan karena urusan bisnis besi tua tadi, Parakas juga merelakan membelikan tiket dan booking kamar hotel calon rekan bisnisnya itu, saat itu tiket Sriwijaya Jakarta-Tanjungpinang dan kamar Hotel Aston Tanjungpinang.

Namun pada saat itu, Risa yang sebelumnya mengatakan datang ternyata tidak jadi berangkat pada Sabtu tersebut. "Melalui BBM, saya dapat kabar dari Risa Amanda, menyatakan ternyata dia tidak jadi datang, hingga akhirnya tiket dan kamar hotel yang sebelumnya sudah dibooking tidak terpakai," katanya.

Dan sekitar pukul 18:30 WIB, Sabtu (3/8/2013) itu, Parakas dipanggil Kadivas untuk datang ke ke rumahnya, di sana ia mengaku ngobrol-ngobrol dengan Kadivas.

Pada Minggu (4/8/2013) esok harinya, ia langsung ke Hotel Aston menutup billing pembayaran kamar yang sebelumnya dipesan. Namun saat sat itu juga Risa Amanda kembali mengabari kalau dirinya akan datang ke Tanjungpinang pada Minggu (4/8/2013) malam.

"Dia bilang, bang aku jadi ke Tanjungpinang-nya, aku udah beli tiket. Saya tanya, kemarin bilang nggak jadi? Kemudian dia bilang, jadi bang tiketnya saya beli sendiri," tutur Parakas lagi menirukan pembicaraan dirinya dengan Risa.

Pada saat itu, kata dia, Risa juga minta tolong untuk dijemput di Bandara Raja Haji Fisabilillah, karena pesawatnya sempat terlambat (delay), sehingga baru tiba di Tanjungpinang sekitar pukul 20.30 WIB. Namun pada saat yang bersamaan, dirinya mendapat tugas dari kantornya di Lapas. "Saat itu ada acara Safari Ramadhan Bupati di Lapas Km 18 Tanjungpinang," imbuhnya.

Sehingga setelah menjemput Risa, dirinya langsung mengantarkan ke Hotel Aston dan kembali ke Lapas Km 18 Tanjungpinang. "Setelah saya jemput, saya bilang pada Risa saya tidak bisa menemani dia, baik makan maupun jalan-jalan, karena saya ada tugas di kantor," paparnya.

Saat itu, Parakas mengaku tetap berada di Lapas, bahkan hingga malam sampai pagi, karena pada saat itu kebetulan dirinya juga masuk piket malam, piket hingga pukul 03.30 WIB.

Selama dirinya menjalankan piket malam di Lapas, Risa juga intens melakukan komunikasi dengan BBM. Saat itu Risa sempat menanyakan, apakah Prakas bisa mengantarkan dan menunjukan kapal (besi tua) yang akan dijual.

"Saya jawab, saya nggak bisa, karena kalau hari Sabtu sebelumnya kau datang saya bisa antar kau, karena saya free dan kamu bisa melihat ke sana. Besok, Senin (5/8/2013) saya juga masuk kerja, karena aku orang dinas," ujar Parakas menirukan jawabannya sama Risa.

Mendengar jawaban Parakas, Risa juga saat itu langsung minta pulang ke Pontianak. "Jadi bagaimana? Kalau begitu saya pulang sajalah, tolonglah saya belikan tiket pesawat ke Pontianak dari Tanjungpinang," ujar Prakas menirukan Risa.

Dan atas permintaan itu, sekitar pukul 04.00 WIB, Parakas mengaku langsung menemui Risa di Hotel Aston, dengan maksud untuk membangunkan Risa agar sahur, dan saat itu dirinya juga megaku telah mendapat tiket yang diminta Risa dari salah satu travel Batam. Prakas juga langsung memberitahu kalau tiket Risa ke Pontianak adanya SKY Aviation dari Batam-Pontianak berangkat pada Selasa (6/8/2013) pukul 07.30 WIB.

Pada Senin (5/8/2013) pagi, Parakas juga mengaku mengantarkan Risa dari Tanjungpinang ke Batam menggunakan ferry, namun hanya sampai ke Punggur. Karena pesawatnya berangkat dari Batam pada Selasa (6/8/2013) pagi, maka Parakas mencarikan sebuah kamar hotel untuk Risa menginap di Batam.

Setelah Parakas menyatakan dirinya hanya bisa antar sampai Punggur, dan memberikan uang Rp 3 juta untuk biaya perjalanan ke Pontianak, Risa pun langsung meluncur ke Hotel Panorama Batam sendiri untuk menginap karena keberangkatannya baru esok harinya.

Namun pada Selasa (6/8/2013) sekitar pukul 09-10.00 WIB pagi, Prakas mengaku kembali dibell sama Risa, dan mengatakan, "Abang aku tidak jadi berangkat, aku kesiangan bangun jadi pesawatnya ngak terkejar." Hingga Prakas bilang," Ya, itu derita lhoo..!, aku udah belikan tiket buat kau, iyah salah kau sendirilah. Tapi kalau gitu terserah kaulah, abang kan juga sudah beri kau uang Rp3 juta," ujarnya.

"Apakah atas omongan saya itu dia marah dan emosi, sehingga setelah itu Risa mulailah menkan saya, dengan mengatakan, "Bang aku ada photo-photo abang dengan saya di kamar hotel, kalau abang tidak penuhi permintaanku, akan aku telepon istri abang, aku kasih tahu kalau aku ke tempat abang dan aku ke hotel dengan abang," ujar Parakas menirukan teror dan ancaman Risa melalui BBM.

Membaca SMS dan BBM itu, Parakas mengaku shock dan mengatakan," Ok permintaan mu apa, yang dijawab Risa minta Rp 20 juta," kata Parakas yang mengaku sempat terdiam.

Atas teror dan ancaman pemerasan itu, Parakas juga mengaku sempat konsultasi dengan Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang untuk menjebak dan menjebloskan Risa ke penjara atas pemerasan yang dilakukan. Dan saat itu Kasat Reksrim mengatakan, "Coba aja jebak aja dia, bawa bukti dan saksi, pasti masuk dia itu," ujar Memo Ardian sebagaimana ditirukan Prakas.

Namu saat itu Prakas mengaku tidak ada duit, dan untuk  menjebak Risa Prakas sengaja cari dan meminjam uang Rp 15 juta dan kemudian masih kurang Rp 5 juta hingga genap Rp 20 juta.

"Saat itu dia (Risa-red) masih terus teror saya, dia bilang masalah ini sudah saya adukan dengan pengacara saya, dan saya akan bongkar semua bukti dan foto-foto kamu di dalam kamar hotel bersama aku," ujar Paraks lagi.

Saat itu juga Parakas meminta bantuan seorang anggotanya bernama Andhika, guna meminta bantuan orang luar untuk menangkap Risa Amanda.

"Kepada Andhika dan seorang temannya, saya minta bantuan agar bisa mendapatkan Risa, dan saya kasikan nama, nomor telepon serta foto Risa bersama uang Rp 20 juta, dan saya minta agar orang tersebut dicek di Bandara Hang Nadim," terangnya.

Saat itu, Andhika bersama temannya berangkat mengejar Risa ke Bandara Hang Nadim Batam, dan pada saat itu Risa mengatakan sudah di atas pesawat dan akan berangkat pukul 16.00 WIB sore. "Saat itu Risa juga mengatakan, "Kau sudah terlambat meskipun kau punya duit Rp 20 juta, dan begitu saya terbang ke Pontianak berita dan foto busukmu akan tersebar semua di internet," tutur Parakas menirukan upaya pemerasan yang dilakukan Risa.

Parakas yang sudah merasa ditipu dan diperas, hingga meminta bantuan Kadis Ops Danlanud Tanjungpinang untuk menghubungi Bandara Hang Nadim, dengan alasan kalau dirinya sedang mengejar orang. Saat itu, melalaui kapten pesawat yang digunakan, Risa diminta turun dari pesawat.

Andhika dan temannya menemukan Risa di Bandara Hang Nadim dan selanjutnya membawanya membawa Risa kembali ke Lapas Km 18 Tanjungpinang.

Di sana, Parakas dan anggotanya bernama Andhika dan temannya sempat memeriksa handphone Risa Amanda, melihat dan memeriksa semua BBM ancman-ancaman serta foto yang disebutkan Risa akan disebar, namu tidak menemukan foto Parakas di dalam hotel sebagaimana disebut Risa dalam ancamannya.

Plt Kanwil dan Kadivpas Mengaku Sudah Periksa Marlan Prakas
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kanwil Hukum dan HAM Kepri Ohan Suryana dan Kadivpas Dwi Swastono mengaku kalau pihaknya telah melakukan pemeriksaan secara internal terhadap Kepala Pengamanan Lapas Km 18 Tanjungpinang Marlan Parakas, terkait dugaan penipuan sebagaimana yang dibeberkan wanita asal Jakarta Risa Amanda, melalui kuasa hukumnya Polma Nainggolan SH beberapa waktu lalu.

"Dalam pemeriksaan yang kita lakukan, kita tidak menemukan adanya penipuan maupun penggunaan narkoba, sebagaimana yang dibeberkan wanita yang menuding anggota kami. Sebaliknya justru wanita itu yang melakukan pemersan terhadap Marlan," ujar Ohan Suryana.

Dalam pemeriksaan, kata Ohan dan Dwi Swastono, pihaknya juga meminta sejumlah bukti berupa surat pernyataan yang dibuatkan Risa Amanda, bukti tiket yang diminta saat memeras, struk transpering dana, laporan polisi (LP), serta resume hasil test narkoba dari BNN Kota Tanjungpinang, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bersih/bebas dari penyalahgunaan narkoba (berdasarkan Surat Keterangan No: Sket/14/VIII/2013/BNNK-TPI yang ditandatangani Kepala BNN Kota Tanjungpinang AKBP Ahmad Yani B SH).

"Namun demikian, jika ada bukti lain dari dugaan penipuan dan penggunaan narkoba terhadap yang bersangkutan, kami akan tetap mendalami. Dan untuk saat ini, hasil laporan pemeriksan telah kami laporkan ke Dirjen Pemasyarakatan secara berjenjang," ujar Ohan Suryana.

Editor: Dodo