Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penjual Sate Terancam Hukuman Penjara Seumur Hidup
Oleh : Agus Hariyanto
Selasa | 13-08-2013 | 15:33 WIB
pembunuhan.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Bhaiti (bukan Khaiti seperti yang diberitakan sebelumnya), pelaku penganiayaan sadis hingga menewaskan Akeng (59), terancam hukuman penjara seumur hidup. Penyidik Satreskrim Polres Tanjungpinang bakal menjerat penjual sate di Jalan Tambak ini dengan pasal berlapis, karena turut menyebabkan Nurbaiti (33), kekasihnya sendiri, hingga mengalami luka serius.


"Kita akan kenakan dua pasal kepada pelaku yaitu pasal 340 KUHP karena menghilangkan nyawa orang lain, dan pasal 351 ayat 2 KUHP dengan sengaja melukai orang lain hingga mengakibatkan orang lain terluka  parah dengan ancaman seumur hidup," terang Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Memo Ardian, Selasa (13/8/2013).


Memo menuturkan, dari pengakuan pelaku saat diperiksa, antara pelaku dan Nurbaiti telah menjalin hubungan asmara sejak tiga tahun belakangan. Tiba-tiba, Nurbaiti menjalin hubungan dengan Akeng, seorang pengojek. 

Karena merasa dikhianati, Bhaiti marah besar. Sebelum peristiwa pembunuhan terjadi pun, kata Memo, Nurbaiti sempat melaporkan perbuatan tidak menyenangkan dan ancaman dari Bhaiti ke Mapolsek Tanjungpinang Barat dan Polres Tanjungpinang, namun berakhir damai.

Nurbaiti yang sudah tak senang dengan Bhaiti merasa risih hingga Akeng mulai ikut campur. "Sore sebelum kejadian, Akeng menelpon Bhaiti dengan kata-kata 'Kau nggak usah ganggu lagi pacar aku'," kata Memo, menirukan kata-kata Akeng yang disampaikan Bhaiti.

Menjelang malam, Bhaiti yang kesal dengan kata-kata Akeng sempat minum miras di rumah kakaknya, di daerah Seijang, lalu mengantongi dua pisau di sakunya yang akan digunakan untuk menghabisi nyawa Akeng dan Nurbaiti.

Di rumah Nurbaiti, Bhaiti meminta perempuan itu untuk turun. Saat Nur membuka pintu itulah Bhaiti langsung menghujani tubuh perempuan itu dengan sejumlah tusukan pisau yang dibawanya. 
Namun, Nurbaiti yang sudah bermandikan darah masih sempat berlari menyelamatkan diri.

Dari rumah bekas pacarnya itu, Bhaiti mendatangi rumah Akeng yang tidak jauh dari rumah Nur. Naas bagi Akeng, saat membuka pintu, Bhaiti langsung menancapkan pisau di kepala Akeng hingga tersengkur ke tanah. Tak cukup sampai di situ, Bhaiti menusuk-nusuk kepala, muka, dan tubuh Akeng dengan pisau dengan membabi buta .

Setelah membunuh Akeng, Bhaiti mencoba bunuh diri dengan alasan, jika kedua korban sudah mati, dirinya pun harus ikut mati. (*)

Editor: Dodo