Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

1,2 Juta Rakyat Malaysia Alami Masalah Kencing
Oleh : Redaksi
Selasa | 13-08-2013 | 12:09 WIB

KUALA LUMPUR, batamtoday - Sebanyak 1,2 juta penduduk Malaysia mengalami masalah inkontinens urinari atau tidak mampu membuang air kecil. Data tersebut disampaikan Presiden Yayasan Kontinens Malaysia, Dr Peter Ng.


Dr Ng menyampaikan, inkontinens urinari lebih banyak diderita kaum wanita berbanding lelaki, yakni gangguan lantai pelvik yang paling lazim dialami, dan tahap penyakit itu berbeda bagi setiap orang. Pakar Urologi itu meneyebutkan, satu dari 10 oerang perempuan di Malaysia biasa menghadapi masalah inkontinens, sementara satu dari 20 orang lelaki pernah mengalami gejala tersebut.

"Ada dua jenis inkontinens urinari yang dihadapi wanita yaitu 'inkontinens tekanan' dan 'inkontinens desakan'," kata Dr Ng, sebagaimana dilansir Bernama, Selasa (13/8/2013).

Dia menjelaskan, inkontinens tekanan disebabkan batuk, tertawa, bersin, bersenam, mengangkat beban dan melakukan aktivitas berat. Sedangkan inkontinens desakan merujuk kepada pembuangan air kecil secara tidak terkontrol dan dipicu secara acak oleh bunyi air mengalir atau kurang minum air, katanya.

Pada wawancara ekslusif dengan Bernama, Dr Ng mengungkapkan, separuh dari wanita dan lelaki mengalami gejala inkontinens jenis tekanan dan desakan serentak, bagaimanapun kedua jenis inkontinens urinari ini bisa diobati.

Menurutnya, inkontinens bukan sejenis penyakit tetapi lebih kepada gejala kelainan dan tanda-tanda yang menunjukkan sesuatu di dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik.

"Inkontinens urinari bisa terjadi pada siapa saja, tetapi biasanya seiring dengan peningkatan usia. Jika Anda semakin berumur, lelaki dan wanita mempunyai masalah urin yang sama. Satu-satunya perbedaan adalah kelenjar prostat. Lelaki mengalami kesulitan membuang air (biasanya disebabkan pembesaran prostat) dan wanita mudah bocor (biasanya disebabkan otot pelvik yang lemah)," jelasnya.

Dr Ng menambahkan, banyak faktor yang menjadi penyebab inkontinens dan kadang-kadang hanya sementara yang dipicu oleh makanan tertentu atau cairan seperti alkohol dan kafein, yang mungkin mengganggu lapisan kandung kemih.

Sedangkan pada disebabkan karena mengandung dan melahirkan anak, apabila lantai otot pelvik atau sfinkter (gelang otot) urinari atau saraf yang mengawal otot ini rusak, dan disebabkan otot pundi kencing lemah, katanya.

Namun, Dr Ng menjamin, lebih 80 persen kasus ini bisa disembuhkan, dengan cara mengendalikan pergerakan usus, melakukan senaman otot lantai pelvik, latihan kandung kemih, melalui obat-obatan dan bahkan pembedahan, jika perlu.

Kendati demikian, Dr Ng mengemukakan, inkontinens bukan sesuatu yang mudah untuk ditangani dan bisa semakin komplek jika orang tersayang mengalaminya karena dianggap sebagai sesuatu yang memalukan atau dilarang untuk membicarakan.

"Apabila masyarakat sadar berapa banyak yang mengalami masalah ini, mereka tidak akan malu untuk menanganinya. Saran saya kepada mereka yang mengalami gejala ini, segera hubungi pakar urologi untuk didiagnos agar bisa menjalani kehidupan normal," imbau Dr Ng. (*)

Editor: Dodo