Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BNI Geram Munculnya 'Ajakan Sesat'
Oleh : Redaksi/Andri
Jum'at | 15-04-2011 | 11:21 WIB

Jakarta, batamtoday - Tersebarnya ajakan 'sesat' yang kurang bertanggung jawab untuk tidak lagi bayar tagihan kartu kredit membuat kalangan perbankan geram. Kalangan perbankan menyatakan ajakan tersebut menyesatkan dan tidak benar.

Demikian penegasan General Manager Bisnis Kartu BNI Dodit W Probojakti dalam keterangan persnya, Jum'at 15 April 2011 dan menyatakan bahwa sikap seperti sangat tidak dibenarkan.

Menurutnya, sudah kewajiban kreditur untuk melakukan pembayaran secara rutin. Dodit juga menegaskan bahwa kartu kredit itu adalah kredit tanpa agunan yang diberikan pemegangnya berdasarkan kepercayaan dan atas dasar informasi yang ditulis oleh pemegangnya saat mengisi aplikasi kartu kredit, sehingga pada saat pemegang kartu kredit melakukan pembelian jasa maupun produk menggunakan fasilitas kartu yang telah disepakati, maka berkewajibanlah untuk membayarnya sesuai ketentuan yang berlaku.

"Tidak ada alasan apapun untuk membenarkan pengemplangan," kata Dodit.

Dia juga mengatakan, sudah menjadi kewajiban pemegang kartu kredit untuk melakukan pembayaran secara rutin pemakaiannya. Jadi tak ada alasan untuk mengemplang.

Penegasa itu disampaikannya, setelah muncul pemberitaan soal ajakan untuk tidak membayar kartu kredit. BNI, katanya tidak dapat menelusuri pengirim berita ini dan melacak kasus yang dikemukakan karena tidak ada nama korbannya. BNI tidak akan pernah melakukan penagihan-penagihan yang di luar peraturan perundangan yang berlaku, dan selalu menjunjung tinggi etika penagihan tegas Dodit.

Dodit yang juga Ketua Umum Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) mengatakan, AKKI meminta nasabah kartu kredit berhati-hati menyikapi pemberitaan atau ajakan yang menyesatkan.

"Nasabah bisa menelpon langsung bank penerbit kartu kredit jika memiliki pertanyaan tentang apapun berkaitan dengan kartu kreditnya. Mari kita gunakan kartu kredit secara bijaksanana agar terhindar dari kesulitan-kesulitan yang tidak perlu di kemudian hari," tukas Dodit.

Seperti diketahui, mencuatnya berbagai masalah seputar kartu kredit kini memunculkan ajakan 'sesat' yang kurang bertanggung jawab untuk tidak lagi bayar tagihan kartu kredit.

Belum diketahui dengan pasti asal muasal pesan tersebut, begitu pula dengan identitas si pengirim pesan pertama. Pesan yang tidak terlalu panjang ini sudah menyebar sejak Kamis kemarin.

Menyoal itu, pihak Bank Indonesia pun angkat bicara. Kepala Biro Humas BI, Difi A Johansyah seperti dikutip laman detik meminta kepada nasabah agar tidak menggubris pesan sesat yang isinya ajakan untuk tidak lagi membayar tagihan kartu kredit, sebab hampir seluruh isi pesan tersebut tidak berdasarkan fakta.

"Pesan itu tidak mendidik," katanya.

Dkatakannya, BI tidak pernah mengajarkan nasabah untuk berutang dengan niat mengemplang. Tujuan dari utang itu adalah advanced payment yang didasarkan kemampuan membayar kembali.

Bagi nasabah, lanjut Difi ajak tersebut sangat menyesatkan karena kalau mengemplang itu akan masuk daftar hitam. Akan melekat kemanapun ujungnya, justru itu akan merugikan nasabah sendiri.

Dalam pesan yang menyebar lewat BlackBerry Messenger (BBM) itu juga disebutkan, nasabah tidak perlu lagi membayar tagihan karena utangnya bisa ditutupi oleh asuransi.

Menurut Difi, tidak semua kartu kredit diasuransikan, yang masuk asuransi jumlahnya tidak banyak, hanya sebagian kecil saja.

"Dan asuransi itu (berlaku) kalau nasabahnya meninggal. Pemberlakuan asuransi itu juga optional, ditawarkan dulu kepada nasabah," ucapnya. "Jangan percaya lah dengan yang (pesan ajakan sesat) begituan," katanya lagi.