Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

9 Hal yang Harus Wanita Ketahui Soal Alat Kontrasepsi
Oleh : Dodo
Senin | 01-07-2013 | 12:40 WIB

BATAM - Untuk mengendalikan angka kelahiran, setiap pasangan, terutama para istri, diminta untuk menggunakan atau mengonsumsi alat kontrasepsi. Karena faktor kepraktisan, tampaknya sejauh ini alat kontrasepsi yang paling sering dipergunakan oleh wanita adalah yang berbentuk pil.

Hanya saja tak banyak yang mereka ketahui tentang pil kontrasepsi itu sendiri dan mengapa mereka harus mengonsumsinya setiap hari.

Agar tak salah kaprah, setiap wanita PERLU mengetahui 9 hal tentang pil pengendali kelahiran ini, baik yang hormonal maupun non-hormonal (non-permanen), seperti halnya dikutip dari Huffingtonpost, Senin (1/7/2013) berikut ini.

1. Pemakaian yang tak konsisten bisa jadi masalah besar
Guttmacher Institute melaporkan kehamilan yang tak diinginkan (unintended pregnancy) pada dua-pertiga wanita yang menggunakan kontrasepsi secara konsisten dan dengan cara yang benar hanya sebesar lima persen. Sedangkan 19 persen wanita yang tidak konsisten memakai kontrasepsi mengakibatkan kehamilan tak diinginkan mencapai 43 persen.

Untuk pil KB misalnya, setiap tahunnya diperkirakan hanya 1 dari 100 wanita yang akan hamil jika mereka minum pil itu setiap hari, tapi hanya 9 dari 100 wanita yang hamil jika mereka tak meminumnya setiap hari. Para wanita biasanya benar-benar percaya jika pil KB itu efektif, tapi itu tergantung konsistensi mereka sendiri dalam menggunakannya.

2. Efek sampingnya harus diperhatikan
Sebenarnya semua merk pil kontrasepsi sama efektifnya dalam mencegah kehamilan, tapi belum tentu semuanya sesuai dengan tubuh Anda. Yang bisa membantu Anda dalam memilih hal ini adalah dokter kandungan Anda.

Setidaknya ketahui hal-hal mendasar tentang pil pilihan Anda. Ada pil kombinasi yang mengandung hormon estrogen sekaligus progestin, ada juga yang hanya mengandung progestin bagi wanita yang tak bisa mengonsumsi estrogen. Namun pahami juga pilihan kontrasepsi lain seperti IUD atau vaginal ring.

Tapi jika Anda merasa terkena efek samping berkaitan dengan pengendali kelahiran Anda, cobalah menemukan hal itu dengan memanfaatkan kalender dan kemukakan informasi tersebut ketika menemui ginekolog Anda. Hal ini akan membantu dokter atau perawat untuk memahami apa yang Anda alami dan menuntun Anda menemukan kontrasepsi yang lebih baik.

Lagipula sejumlah efek samping bisa jadi akan menghilang setelah tubuh Anda menyesuaikan diri, meski ada juga yang tidak demikian.

3. IUD adalah kontrasepsi yang paling efektif
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa intrauterine devices atau IUD 20 kali lebih baik dalam mencegah kehamilan tak diinginkan ketimbang pil, koyo (patch) atau vaginal ring.

Apa sebabnya? Karena IUD dapat menghilangkan faktor 'kesalahan manusia' (human error) yang menyebabkan terjadinya kehamilan tak diinginkan. Selain efektif, sampai detik ini IUD masih tercatat sebagai kontrasepsi yang aman dan tahan lama, meski selama ini IUD dianggap tidak begitu.

4. Pil tidak menyebabkan berat badan naik
Versi lama pil pengendali kelahiran mengandung dosis hormon yang lebih tinggi dari yang modern sehingga para wanita yang mengonsumsinya mengalami penambahan berat badan.

Lagipula banyak pakar yang tidak menemukan adanya keterkaitan antara pil kombinasi dengan penambahan berat badan, walaupun American Congress of Obstetricians and Gynecologists menyatakan bahwa pil KB yang berisi progestin dapat menyebabkan berat badan wanita yang mengonsumsinya menjadi bertambah.

Ada dua alasan wanita bisa mengalami penambahan berat badan ketika mengonsumsi pil KB: biasanya mereka mulai mengonsumsi pil KB saat masih remaja jadi penambahan berat badan itu hanya karena mereka sedang tumbuh, tapi mereka mengira ini karena pilnya. Selain itu banyak wanita yang mengonsumsi pil ini saat sudah menikah, dan beberapa studi menyatakan bahwa berat badan wanita yang telah bersuami cenderung bertambah.

5. Konsumsi obat-obatan lain ikut pengaruhi efektivitas pil
Itulah mengapa dokter Anda kerap menanyakan apakah ada obat-obatan yang sedang Anda konsumsi sebelum menuliskan resep pil kontrasepsi. Pasalnya sejumlah obat-obatan tertentu tak dapat dicampur antara satu sama lain, salah satunya bagi pil pengendali kelahiran Anda.

Beberapa jenis obat yang tak boleh dikombinasikan dengan pil kontrasepsi diantaranya antibiotik, obat anti-jamur, antidepresan tertentu serta sejumlah suplemen alami yang dapat mengurangi kemampuan pil kontrasepsi (terutama yang mengandung estrogen) untuk menghasilkan efek yang diinginkan.

6. Pil kontrasepsi dapat digunakan sampai kapanpun
"Bertahun-tahun yang lalu banyak yang mengira penggunakan pil pengendali kelahiran dalam waktu lama akan menggangu kemampuan seorang wanita untuk hamil, tapi ternyata ini salah besar," terang dokter kandungan dari Mayo Clinic, Dr. Mary M. Gallenberg.

"Para dokter dulunya juga kerap merekomendasikan agar pasiennya sesekali mengambil jeda (dari konsumsi pil kontrasepsi), tapi nyatanya hal ini tak memberikan manfaat apapun, bahkan justru meningkatkan risiko kehamilan tak diinginkan," tambahnya.

Tentu saja ada beberapa alternatif alat pengendali kelahiran yang permanen seperti sterilisasi, terutama jika para wanita berikut pasangannya mempertimbangkan untuk tidak punya anak atau berhenti punya anak.

7. Wanita bisa langsung hamil kalau berhenti minum pil
"Di masa lalu, para dokter khawatir jika Anda langsung hamil setelah berhenti minum pil, maka risiko keguguran Anda akan tinggi. Tapi teori ini terbukti salah karena hormon dari pil pengendali kelahiran tidaklah mengganggu sistem di dalam tubuh seorang wanita," tandas peneliti dari Mayo Clinic.

Hal ini diamini Dr. Katharine O’Connell White, dokter kandungan dari Baystate Medical Center, Springfield, Massachussets. "Para wanita tak perlu berhenti minum pil dalam kurun tiga hingga enam bulan sebelum mencoba untuk hamil karena tubuhnya akan segera kembali normal," tambahnya.

Kondisi serupa juga terjadi pada IUD: American Congress of Obstetricians and Gynecologists menyatakan bahwa para wanita dapat mencoba hamil sesegera setelah IUD-nya dilepas.

8. Pil dapat memberikan perlindungan lima hari pasca melakukan seks tak aman
Jenis obat tertentu seperti Plan B diketahui dapat mencegah kehamilan pada wanita lima hari setelah orang yang bersangkutan melakukan seks tak aman alias tanpa perlindungan. Opsi lainnya adalah memasukkan IUD lima hari setelah seks tak aman.

Intinya, meski Anda melakukan seks tak aman, ada sejumlah metode aman yang dapat membantu mencegah kehamilan jika itulah yang Anda inginkan.

9. Pil KB untuk pria akan segera hadir
Bill and Melinda Gates Foundation baru-baru ini menggelar sayembara untuk menemukan alat pengendali kelahiran yang diperuntukkan bagi pria, baik yang hormonal maupun non-hormonal. Sejumlah peneliti pun menemukan adanya sebuah molekul yang dapat menurunkan jumlah sperma pada tikus secara dramatis, yang suatu ketika diharapkan dapat digunakan pada manusia.

Sumber: health.detik.com