Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Usai Main Bacok, Huliang Seng Pura-pura Gila
Oleh : Charles Sitompul
Jum'at | 21-06-2013 | 18:06 WIB
pembacokan_ilustrasi.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Huliang Seng alias Doddy, pelaku pembacokan terhadap Tek Hai bersama keluarganya, berpura-pura gila sambil mengacungkan parang panjang di Jalan Mawar, sekitar 2 Km dari lokasi kejadian, Jumat (21/6/2013).

"Selesai membacok, dia jalan kaki hingga sambil membawa parang panjang di Jalan Mawar. Dia Parang itu diacung-acungkan ke atas, dan berteriak, "Siapa yang berani tembak saya," kata Aki, keponakan korban Tek Hai, menirukan ungkapan pelaku.

Kendati hingga saat ini, belum jelas apa motif dan tujuan pembacokan, tetapi saat ditanya Polisi, Huliang Seng terlihat mabuk minuman keras, hingga seperti orang gila dan memiliki penyakit jiwa.

"Dia bukan gila itu, pura-pura saja dia itu setelah kejadian ini, dan sebelum membacok dia sempat menenggak minuman keras," kata Aki lagi.

Huliang Seng diketahui merupakan mantan pekerja Antoni, anak dari korban pembacokan Tek Hai, yang sebelumnya memiliki usaha kelong di Kawal. Pelaku terakhir bekerja 5 bulan lalu, dan karena cuaca tak bagus maka kelong ditarik, sehingga Huliang Seng menganggur.

"Setelah tidak kerja 5 bulan lalu, dia mengaku mau pulang ke Senayang dan saat itu minta duit, dan sudah diberikan Antoni," kata Aki..

Setelah beberapa lama, Huliang Seng kembali datang dan sering makan bahkan minta uang pada mantan majikannya itu. Namun entah apa yang membuat pelaku kalap hingga nekat mau menghabisi empat korban yang merupakan keluarga bosnya.

Di tempat terpisah, Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Memo Ardian, mengatakan, kalau pelaku belum mau bercerita, apa penyebab dirinya nekat menganiaya keluarga Tek Hai.

"Pelaku mengaku ada cekcok saja, dan dia terlihat seperti orang yang mengalami gangguan jiwa," kata Memo.

Hingga saat ini, polisi masih terus mendalami motif dari perbuatan pelaku, termasuk dugaan perbuatan melakukan perampokan.

Editor: Dodo