Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah 'Hutang' Kasus yang Belum Diselesaikan Yotje Mende
Oleh : Ali
Rabu | 12-06-2013 | 19:55 WIB
kapolda_kepri.jpg Honda-Batam
Brigjen Pol. Yotje Mende semasa menjabat Kapolda Kepri.

BATAM, batamtoday - Brigjen Pol. Yotje Mende secara resmi melepas jabatan sebagai Kapolda Kepri seiring dengan dilantiknya Brigjen Pol. Endjang Sudrajat oleh Kapolri Jendral Pol. Timur Pradopo di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/6/2013).

Sejumlah kasus yang terjadi di Kepri, telah diselesaikan oleh mantan Kapolres Bantul yang akan bertugas sebagai Kasespimti Sespim Polri Lemdikpol itu. Namun beberapa kasus besar yang menjadi perhatian publik di Kepri, ada yang masih belum diselesaikan oleh Yotje, masyarakat pun bertandatanya, ada apa?

Dari catatan batamtoday, sejumlah kasus yang belum terungkap antara lain kejelasan keberadaan sepucuk senapan serbu jenis Steyr AUG dan satu magezen yang hilang dirampas dari tangan anggota Polri saat melakukan pengawalan Tugboat HM Leo.

Tugboat ini dirompak pada September 2012 lalu, saat melintas di Selat Riau. Hingga kini belum diketahui apakah senjata tersebut sudah diketemukan atau belum. kok bisa Pak?

Saat itu, Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono mengatakan, pemeriksaan masih dilakukan guna melakukan penyelidikan dugaan perompak yang diduga berjumlah 8 orang.

"Sudah diperiksa 12 orang, termasuk anggota Brimob tersebut. Dan hingga kini, kasus tersebut masih ditelusuri oleh Densus 88 dan Polda Kepri," katanya, Selasa (11/9/2012).

Kasus lainnya yang hingga kini belum jelas penyelesaian hukumnya adalah penimbunan Bahan Bakar Minyak di PT Gandasari Petra Mandiri, yang gudangnya di kawasan Seinam Bintan digerebek polisi pada Kamis (27/9/2012).

Hingga kini kasus tersebut masih bolak- balik dari polisi ke kejaksaan dan dinilai beberapa pihak tak menyentuh aktor intelektual dari penimbunan BBM tersebut. Bahkan, barang bukti yang seharusnya tidak berubah bentuk, justru kini malah berubah. Ada apa?

Kemudian kasus yang tak hingga kini juga masih buram penyelesaiannya adalah pengungkapan misteri tewasnya empat bocah yang ditemukan membusuk di sebuah mobil sedan, di kawasan Pasar Cik Puan, Bengkong pada penghujung Februari 2013.

Keluarga empat bocah yang tewas yakni Maria Yelsan Fenge (6), Cosmas Ferson (4), Wihelmus Rudi (3) dan Aprileus Ama Mado (5) memiliki keyakinan kuat bahwa anak-anaknya meninggal secara tak wajar.

Namun, Yotje saat itu mengatakan kematian keempat bocah di Bengkong dipastikan karena kekurangan oksigen atau asfiksia.

"Hasil otopsi pemeriksaan dari kedokteran forensik Polri dan labfor Medan yang telah kita terima kematian keempat bocah di Bengkong dipastikan karena kekurangan oksigen," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende kepada batamtoday usai acara Silaturahmi Kapolda Kepri dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda dan FKUB Provinsi Kepri di Hotel Novotel, Senin (18/3/2013).

Sebulan kemudian, saat peringatan 40 hari meninggalnya keempat bocah itu, Rabu (10/4/2013), keluarga besar empat bocah dan Aliansi Pemuda Indonesia Timur (APIT) mengaku sangat kecewa terhadap kinerja aparat kepolisian, sebab sudah satu setengah bulan berlalu namun teka-teki kematian anak-anak mereka hingga kini belum berhasil diungkap dan ditemukan fakta penyebab di balik kasus tersebut.

Sedangkan kasus lain yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi suksesor Yotje di Polda Kepri adalah enggannya kepolisian melakukan langkah hukum terhadap insiden penembakan di perairan Batam oleh gerombolan penyelundup terhadap Kapal Patroli Bea dan Cukai.

Kejadian ini terjadi beberapa kali namun Yotje menyatakan polisi tidak mendapat laporan resmi dan polisi tidak mau mencampuri kewenangan instansi lain.

Selain keempat kasus yang menjadi teka- teki masyarakat Kepri selama ini, kasus lainnya juga tidak kalah menjadi sorotan publik. Seperti halnya penanganan beberapa kasus pelangsir solar di Batam yang ditangani Polresta Barelang dan Polda Kepri.

Adanya laporan penipuan beromset ratusan juta hingga miliaran rupiah yang ditangani Polda Kepri. Warga Kepri khususnya Batam yang menjadi korban penipuan berkedok investasi ini, disebut-sebut menyeret seorang tersangka berkewarganegaraan asing.

Kepada batamtoday Kombes Pol M Fadil (mantan Dirreskrimum Polda Kepri) mengakui adanya kasus tersebut yang tengah ditangani penyidiknya. Namun tidak pernah memberikan keterangan persnya seperti apa modus para pelaku.

Kasus lain yang hingga kini masih hangat menjadi perbincangan publik adalah larinya bos RK Mobil yang menipu konsumennya hingga miliaran rupiah.

Afandi, pemilik RK Mobil baru dilakukan pencekalan dan dimasukkan ke dalam Daftar Pencarian Orang Polda Kepri setelah yang bersangkutan kabur.

"Tersangka sekarang masuk DPO kepolisian. Polda juga telah mencekal yang bersangkutan agar tidak melarikan diri ke luar negeri," ujar AKBP Hartono, Kabid Humas Polda Kepri, Selasa (5/2/2013) saat itu.

Tidak luput juga menjadi sorotan banyak publik, yang hingga saat ini masih terus berlangsungnya penambangan bouksit secara ilegal di Tanjungpinang dan Bintan. Masalah galian C ini anehnya tidak satu pun yang menjadi milik kasus polisi. Apalagi hingga ke meja hijau. Pasang lepas dan pasang lepas lagi garis pembatas (police line) kepolisian kerap terjadi.

Tentunya, seutuhnya menjadi harapan warga Kepri kepada Brigjen Pol. Endjang Sudrajat yang telah resmi dilantik Kapolri Jendral Pol. Timur Pradopo sebagai Kapolda Kepri untuk menjawab berbagai teka-teki selama ini, ataupun penanganan kasus-kasus yang bakal terjadi kelak.

Kepada Batamtoday, Brigjen Pol. Endjang Sudrajat menyampaikan siap menjalankan amanah dan kepercayan yang telah diberikan masyarakat kepadanya, termasuk menjalin kerjasama antara berbagai instansi dan lapisan masyarakat Kepri merupakan hal yang utama baginya, agar tercipta situasi yang kondusif.

Selamat datang, Pak Endjang dan selamat bertugas di tempat yang baru untuk Pak Yotje...

Editor: Dodo