Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

WHO Desak Keterbukaan Informasi Soal Coronavirus
Oleh : Dodo
Jum'at | 24-05-2013 | 10:31 WIB

NEW YORK - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara yang memiliki kemungkinan kasus coronavirus (NCov) untuk bertukar informasi.

BBC melaporkan langkah ini dibuat setelah Arab Saudi mengatakan perkembangan diagnosa tertunda karena adanya hak paten NCoV oleh laboratorium komersial.

Sebanyak 22 orang tewas dan 44 kasus telah ditemukan di dunia sejak 2012, demikian menurut WHO.

NCoV merupakan virus yang berada dalam kelompok yang sama dengan virus yang menyebabkan penyakit sindrom pernafasan akut, Sars.

Penyebaran penyakit Sars pada 2003 menewaskan 770 orang. Namun menurut WHO, NCoV dan Sars memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.

Virus ini pertama kali dideteksi di Arab Saudi, negara yang memiliki kasus terbanyak.

Deputi Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Zaid Memish mengungkapkan kekhawatiran tersebut dalam Pertemuan Kesehatan Dunia di Genewa.

"Kami berjuang untuk dapat melakukan diagnosa karena virus tersebut telah dipatenkan oleh para ilmuwan dan tidak boleh digunakan untuk investigasi oleh ilmuwan lain," katanya.

"Saya pikir perkembangan yang tertunda ini sangat dipengaruhi oleh pematenan virus."

'Ketidakpastian'

Kepala WHO Margaret Chan menyatakan kecewa pada informasi tersebut.

"Mengapa para ilmuwan Anda mengirim spesimen ke laboratorium lain dengan cara bilateral dan memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mengambil hak kekayaan intelektual pada penyakit baru?" tanyanya.

"Setiap penyakit baru ini penuh ketidakpastian."

Dia mendesak seluruh 194 negara anggota WHO untuk hanya berbagi 'virus dan spesimen' dengan pusat kolaborasi WHO dan tidak secara bilateral.

Dia menambahkan: "Saya akan menindaklanjutinya. Saya akan melihat implikasi hukum bersama-sama dengan Kerajaan Arab Saudi. Tidak ada kekayaan intelektual apapun yang harus menghalangi jalan Anda sebagai negara di dunia, untuk melindungi orang-orang Anda."

Kasus coronavirus baru telah terdeteksi di Arab Saudi, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Jerman, Inggris dan Perancis.

Sebanyak 22 dari 44 kasus yang dilaporkan berasal dari Arab Saudi dan dari 22 kematian, 10 diantaranya terjadi di negara tersebut.

Hasil penelitian terbaru mengungkap, NCoV dapat menular Klik manusia ke manusia yang berkontak dalam jarak dekat.

Sumber: BBC