Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sinar Matahari Ringankan Penyakit Asma
Oleh : Dodo
Selasa | 21-05-2013 | 09:26 WIB

LONDON - Kajian menunjukan penderita asma yang kerap terkena sinar matahari mampu mengendalikan penyakit lebih baik. Sebuah penelitian menunjukan bahwa penderita asma yang menghabiskan banyak waktu di luar dan terpapar matahari dapat memberi dampak positif terhadap penyakit mereka.

Sebuah tim di King's College London mengatakan kurangnya asupan vitamin D yang -diproduksi oleh tubuh saat berada di bawa sinar matahari- punya kaitan dengan makin buruknya penyakit asma pada seorang pasien.

Penelitian terakhir mereka menunjukan bahwa vitamin dapat mengendalikan bagian dari sistem kekebalan tubuh terkait asma yang aktif secara berlebihan.

Meski demikian hingga sekarang belum ada uji coba penanganan pasien asma dengan pemberian vitamin D.

Orang yang mengidap asma selama ini sering ditemukan mengalami kesulitan bernapas ketika saluran pernapasan mereka mengalami peradangan, bengkak, dan menyempit.

Selama ini sebagian besar orang yang mengidap asma menjalani pengobatan dengan pemberian steroid, namun obat-obatan jenis itu tidak bisa bekerja menyeluruh.

"Kami tahu orang dengan level vitamin D yang tinggi bisa lebih baik dalam mengontrol penyakit asmanya, keterkaitan antar faktor itu sangat jelas sekali," kata peneliti bernama Prof Catherine Hawrylowicz.

Kajian Lanjutan

Kelompok yang dipimpin Hawrylowicz sebelumnya tengah meneliti dampak vitamin terhadap senyawa kimi dalam tubuh yang disebut interleukin-17.

Senyawa itu merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh dan membantu memerangi penyakit asma.

Namun senyawa interleukin-17 bisa menyebabkan persoalan ketika tingkat kandungannya menjadi cukup tinggi karena memberikan dampak yang kuat terhadap munculnya asma.

Dalam kajian yang dipublikasikan di Journal of Allergy and Clinical Immunology, mereka mengatakan Vitamin D mampu menurunkan tingkat interleukin-17 ketika vitamin dimasukkan pada sampel darah milik 28 pasien.

Tim yang dipimpin Prof Hawrylowicz saat ini tengah melakukan uji klinik untuk melihat apakah pemberian vitamin D kepada pasien bisa meringankan gejala asma.

Dalam uji klinik mereka akan melihat kondisi pasien yang tidak merespon pemberian steroid karena tubuh mereka memprodukis interleukin-17 tujuh kali lebih banyak ketimbang pasien lainnya.

Sumber: BBC