Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Puluhan Buruh PT Rock Internasional Tobacco Tuntut Status Tetap
Oleh : Ali
Senin | 13-05-2013 | 15:55 WIB
demo-buruh.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Puluhan buruh PT Rock Internasional Tobacco, yang terletak di kawasan Industri Central Buana Park III menggelar aksi unjuk rasa menuntut status buruh kontrak menjadi permanen sesuai dengan UU Ketenagakerjaan.

"Sesuai dengan UU No 13 tahun 2013 pasal 59 ayat 2, buruh kontrak harus  diangkat menjadi buruh permanen jika sudah bekerja lebih dari dua tahun," ujar Idris, Ketua PUK SPAI FSPMI PT Rock Internasional Tobacco kepada batamtoday di lokasi, Senin (13/5/2013).

Aksi unjuk rasa yang sudah berlangsung sejak Jumat (9/5/2013) dan menurutnnya telah dilakukan beberapa kali negosiasi. Bahkan, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam telah menyarankan untuk manajemen mengangkat buruh kontrak menjadi buruh tetap.

"Karena, status karyawan kontrak diperusahaan ini paling rendah sudah bekerja 1 tahun, sedangkan yang lama, sydah bekerja sudah ada yang 7 tahun," terang Idris kembali.

Lanjutnya, meskipun karyawan tetap dan karyawan kontak menggelar aksi unjuk rasa, produksi rokok di perusahaan milik warga negara RRC ini tetap beroperasi dengan memanfaatkan tenaga kerja asing berjumlah sekitar 50 orang.

"Sampai dengan saat ini, tidak ada keputusan dari manajemen prusahaan. Alasan yang disampaikan oleh Mr Zhuguang, Direktur Utama (WN China) belum ada keputusan dari pengambil kebijakan, Andrew (tinggal di Hongkong)," terangnya.

Untuk diketahui, PT Rock Internasional Tobacco yang berdiri di Batam sejak tahun 2004 silam. Prusahaan memproduksi roko ini mengirim ropkok yang telah dikemas keberapa negara tetangga di Asia dan Eropa. Diantaranya roko buatan Indonesia yang diproduksi di Batam yakni roko merk Hong He, Yun Ye,Yun Yan, Rock, Bounjor. yang dikirim ke China, Thailand, Taiwan, Malaysia bahkan sampai Brazil.

Sejak tahun 2004 hingga 2013, buruh kontrak mendapat upah besik sebesar Rp 1,7 juta ditambah  uang makan dan transportasi sebesar Rp 340 ribu.

"Total Rp 2.040.000 ribu gaji yang rekan-rekan terima," katanya kembali.

Editor: Dodo