KUALA LUMPUR - Meskipun survei menunjukkan mayoritas rakyat Malaysia masih berharap digelar debat antara pemimpin koalisi Barisan Nasional Najib Razak dan petinggi koalisi Pakatan Rakyat Anwar Ibrahim, namun Najib justru mengandaskan gagasan ini.

Berbicara dengan televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar, Najib bilang partai-partai politik sudah punya banyak cara lain untuk berkomunikasi dengan rakyat.

“Ada banyak cara lain untuk berkomunikasi dengan rakyat, dua koalisi partai ini punya banyak ruang di Malaysia…Kita tak suka digelar debat, kita ingin berhubungan langsung dengan rakyat, kubu oposisi juga ingin berhubungan langsung dengan rakyat,” ujarnya kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara yang disiarkan Sabtu (27/4/2013).

Penolakan Najib berdebat dengan Anwar jelas menyudahi harapan rakyat Malaysia yang membuncah untuk menyaksikan langsung debat dua pemimpin politik top Malaysia sebelum “Pilihan Raya Umum ke-13” yang bakal digelar pada 5 Mei 2013.

Anwar sudah beberapa kali menantang Najib untuk menggelar debat publik mengenai soal-soal kebijakan, tapi terus dikandaskan Najib. Para pemimpin Barisan Nasional berargumen bahwa debat politik bukanlah budaya Malaysia, seperti ditulis Harakah Daily, koran milik Partai Islam Se-Malaysia.

Kemarin, dari hasil penelitian Pusat Demokrasi dan Pemilu Universiti Malaya mengungkapkan 60 persen responden survei terakhir mereka ini menghendaki digelar debat, sementara hanya 23 persen responden yang berpikir tak perlu digelar debat.

Sementara itu, koalisi reformasi pemilu Bersih 2.0 (yang berafiliasi dengan Pakatan Rakyat) pekan lalu menginginkan debat Anwar–Najib. Massa berduyun datang ke Bangsal China Selangor di Kuala Lumpur dan mereka tidak terkejut ketika Najib tak kelihatan di sana. Tapi sang moderator tetap menanyai Anwar mengenai manifesto Pakatan Rakyat, meskipun kursi yang disediakan untuk Najib kosong.

Sumber: Inilah.com