MANILA, batamtoday - Filipina mengadukan Malaysia ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia atas warga negara Filipina di negara bagian Sabah.

Pelanggaran tersebut dilaporkan terjadi ketika Malaysia melakukan serangan atas lebih dari 200 pria bersenjata dari Filipina yang memasuki wilayah Sabah untuk mengklaim kepemilikan wilayah tersebut, demikian tulis Radio Australia.

Beberapa organisasi masyarakat sipil Filipina melakukan petisi yang diajukan kepada PBB untuk meminta perserikatan bangsa-bangsa itu menyatakan kekhawatiran atas pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut, dan meminta Malaysia untuk melakukan ganti rugi atas korban serangan.

Pengisi petisi mengutip warga Filipina yang melarikan diri dari Sabah kembali ke Filipina. Mereka melaporkan adanya kasus razia ke rumah-rumah, dan pembunuhan atas orang-orang yang memiliki kartu imigrasi.

Beberapa diplomat dari Filipina juga menyatakan kekhawatiran atas laporan penganiayaan warga Filipina oleh pihak berwajib Malaysia.

Sejak 12 Februari, pengikut seorang pria yang mengakui dirinya sendiri sebagai sultan, Jamalul Kiram III, telah berada di Sabah untuk menuntut hak milik atas wilayah Malaysia tersebut.

Ketegangan ini adalah salah satu krisis keamanan terburuk di Malaysia dan pihak berwajib menyerukan para pria bersenjata tersebut untuk menyerah tanpa syarat.