Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Eks Buruh PT RBB Ancam Eksekusi Paksa Aset Perusahaan
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 11-03-2013 | 16:35 WIB
demo-rbb-lagi.jpg Honda-Batam
Demo eks buruh PT RBB di PN Tanjungpinang.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Ratusan mantan buruh PT Rotarindo Busana Bintan (RBB) mengancam akan mengeksekusi sendiri sejumlah aset perusahaan tersbut jika tidak ada kebijakan Pengadilan Negeri (PN) Tanjungpinang untuk melaksanakan putusan PHI, MA dan PK atas gugatan mereka.

Demikian dikatakan sejumlah mantan buruh dan koordinator aksi demo, mantan buruh PT RBB dalam orasinya di PN Tanjungpinang, Senin,(11/3/2013).

Dalam tuntutannya, koordinator aksi Cholderia Sitinjak dan Darsono dari Federasi Serikat Pekerja seluruh Indonesia (FSPSI) Reformasi, mengatakan, akan mengambil paksa gedung PT RBB dan menguasainya dengan cara menduduki gedung tersebut secara beramai-ramai.

"Kami juga akan membuat sekat-sekat di dalam gedung agar dapat menjadi rumah tinggal bagi kami yang belum mempunyai rumah," ujar karyawan lainya.

Selain itu, eks buruh PT RBB juga mengancam akan melakukan pengukuran lahan tanah, serta memasang patok dengan mengkapling-kaplingnya guna dimiliki oleh ratusan mantan buruh tersebut sesuai dengan nilai gaji serta pesangon yang belum dibayarkan manajeman perusahaan yang mem-PHK-mereka.

Selain itu, sesuai dengan wujud benda asset yang tertera di dalam gugatan yang mereka menangkan, para eks buruh juga menyatakan akan mengambil dan menjual ratusan mesin jahit yang ada di dalam perusahaan, dan uang hasil penjualan akan dibagi-bagi sesuai dengan uang pesangon yang telah diperhitungkan.

"Kalau tuntutan kami ini tidak direspon oleh PN dalam hak pelaksanaan amaning maupun eksekusi, kami akan mengambil paksa ruko-ruko yang ditempati saudara Abun saat ini, serta segala sesuatu yang berdiri di atas lahan aset perusahaan saat ini," ancam karyawan.  

Selain membawa sejumlah poster, dalam demo aksi buruh ini, juga melibatkan sejumlah anak-anak mereka yang turut serta memegang poster serta berdemo bersama orang tuanya.

Editor: Dodo