Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PBB Minta Kekerasan di Sabah Diakhiri
Oleh : Dodo
Jum'at | 08-03-2013 | 11:06 WIB
ban ki moon.jpg Honda-Batam
Sekjen PBB, Ban Ki Moon. (Foto: AFP)

NEW YORK, batamtoday - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon menyerukan diakhirinya kekerasan di negara bagian Sabah.

Seruan itu datang setelah Malaysia melakukan serangan militer dalam upaya mengakhiri pendudukan oleh sekelompok warga Filipina yang mengatakan tanah itu milik mereka.

Sedikitnya 27 orang tewas sejak ketegangan selama dua minggu itu berubah menjadi kekerasan.

Hari Rabu, pasukan Malaysia mengatakan mereka telah menemukan sedikitnya 13 jenazah.

Dalam sebuah pernyataan, kantor Ban mengatakan ia menghimbau semua pihak untuk berdialog dan mencari penyelesaian konflik secara damai.

"Sekretaris-Jenderal menyatakan kekhawatiran akan dampak situasi ini pada warga sipil, termasuk pekerja migran di wilayah itu," demikian isi pernyataan.

"Ia mendesak semua pihak untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan dan bertindak dengan menghormati penuh norma serta standar hak asasi manusia internasional."

Aksi Damai


Sekitar 200 orang warga Filipina itu mendarat di desa pesisir di Lahad Datu, Sabah, pertengahan Februari, dan mengatakan bahwa wilayah itu adalah milik mereka.

Para demonstran mengatakan mereka khawatir dengan keamanan rakyat Filipina di Sabah.

Menyebut diri mereka Tentara Kerajaan Sulu, mereka mengaku sebagai keturunan Kesultanan Sulu di Filipina selatan dan menuntut pemerintah Malaysia membayar sewa tanah mereka.

Upaya oleh pemerintah Filipina dan Malaysia untuk membujuk mereka agar meninggalkan daerah itu gagal dan akhir pekan lalu, pertempuran pecah antara klan tersebut dan polisi Malaysia. Delapan polisi Malaysia dan 19 orang anggota klan tewas.

Pada hari Selasa, pasukan Malaysia dengan dukungan jet tempur melancarkan operasi di sekitar Tanduo yang menjadi tempat persembunyian klan tersebut.

Hari Rabu mereka melakukan pencarian besar-besaran di wilayah itu, dan mengatakan kemungkinan ada warga Filipina yang bersembunyi dengan menyamar sebagai warga lokal.
peta sabah

Klan itu mengatakan tidak ada anggota klan mereka yang terbunuh tapi pejabat Malaysia menunjukkan foto-foto 13 mayat di kuburan dangkal di Tanduo.

Pemerintah Malaysia dan Filipina mendapat tekanan publik akibat krisis ini.

Sebuah aksi damai dilakukan di ibukota Filipina, Manila, Rabu malam meminta resolusi damai dan menyatakan kekhawatiran mereka untuk keselamatan warga Filipina yang memang tinggal dan bekerja di Sabah.

"Kami sangat khawatir situasi akan menjadi di luar kendali," kata Norhaya Nacusag pada Reuters.

"Kami bersatu dan tegas meminta kedua belah pihak untuk melaukan gencatan senjata dan agar pemerintah Malaysia serta Sultan Sulu segera bekerja sama mengakhiri konflik serta membuka dialog."

Sumber: BBC