Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jadi Tahanan KPK

Presiden PKS Makin Memperburuk Citra DPR sebagai Sarang Koruptor
Oleh : si
Kamis | 31-01-2013 | 19:40 WIB
luthfi_hasan.jpg Honda-Batam

Luthfi Hasan Ishaaq

JAKARTA, batamtoday - Kasus skandal suap daging impor yang diduga melibatkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq (LHI) makin memperburuk citra DPR yang selama ini sudah merosot di mata rakyat.


Ditambah lagi kader PKS yang menjadi staf ahli LHI di DPR, Ahmad Fathonah (AF) juga ditangkap KPK tengah bermesraan dengan seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta bernama Maharani dengan imbalan Rp 10 juta yang makin menambah buruk wajah DPR di mata publik. 

Demikian diungkapkan Ketua DPR RI, Marzuki Alie menanggapi ditetapkannya Presiden PKS yang juga anggota Komisi I DPR RI, Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka dugaan suap impor daging sapi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Apalagi PKS selama ini selalu mencitrakan diri sebagai partai Islami dan bersih.

"Kalau Pak Luthfi Hasan Ishaaq benar terlibat, maka DPR RI makin terpuruk, wajah DPR RI semakin suram dan kelam," tandas Marzuki pada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (31/1/2013).

Untuk itu menurut politisi Demokrat ini, perlu ada keberanian dari parpol yang ada di DPR RI untuk memperbaiki citra yang dirusak oleh oknum anggota parpol seperti memberikan sanksi dan sebagainya. "Semua pihak harus mencari solusi agar citra DPR RI menjadi baik lagi. Parpol harus memiliki komitmen yang tegas terhadap anggotanya untuk tidak melakukan korupsi," ujarnya.

Meski demikian, sesama orang yang berkecimpung di DPR RI, Marzuki menyampaikan keprihatinannya dengan ditetapkan Luthfi sebagai tersangka. "Saya sangat prihatin dengan kasus yang menimpa PKS ini. Mudah-mudah, beliau tidak terlibat," tambahnya

Sebelumnya, Presiden PKS ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap impor daging oleh KPK Rabu malam. Luthfi langsung dijemput paksa oleh KPK seusai memimpin rapat tertutup di DPP PKS, di Mampang, Jakarta Selatan.

Wakil Ketua MPR Hadjriyanto Y Thohari juga mengaku kaget. "Jujur saya terkejut. Kaget sekali. Saya kenal dekat sekali dengan Pak Luthfi. Pada periode 2004-2009, sebagai pimpinan BKSAP (Badan Kerja Sama Antar Parlemen) saya berdua bersama beliau banyak melakukan kunjungan ke luar negeri, terutama menghadiri konperensi-konperensi PUIC (Parliementery Union of Islamic Countries Members),"  kata politisi Golkar ini.

Selama ini lanjut Hadjri, Luthfi adalah orang yang taat beribadah. Selalu khusyu’ dalam ibadahnya. "

Hampir setiap bulan. Saya tahu betul siapa beliau, seorang yang sangat religius, alim, dan khusyu’ sekali. Sungguh saya hampir-hampir tidak percaya beliau menjadi tersangka kasus suap. Namun demikian, bisa saja orang terpeleset. Tapi kita tunggu proses hukum ini berjalan. Masih terlalu awal untuk memberikan komentar yang sifatnya assasment hukum. Pak Luthfi juga manusia, manusia biasa seperti kita. Maka bisa saja beliau salah dan tergoda,"  tutur Hadjrijanto.

Anggota Komisi III DPR FPP Ahmad Yani menduga ada konspirasi dibalik penangkapan Luthfi Hasan Ishaaq itu. Dia menduga ada pihak yang memanfaatkan KPK untuk sengaja memperburuk citra partai menjelang pemilu 2014. "Ini saling sandera, uji-menguji. KPK jangan dijadikan instrumen politik. Kalau ini betul konspirasi betapa tidak bermoralnya bangsa ini," jelas Yani.

KPK sengaja gencar mengejar partai politik untuk membuat citra partai semakin buruk. Sehingga menurut Yani, potensi calon independen di pemilu 2014 yang akan menang. "Saya tidak tahu bisa saja sengaja dikejar, untuk membusukkan (partai), bisa saja, jadi independen maju. PPP memantau kasus ini, kami berharap PKS dapat membantah dan menolak semua tudingan, kalau memang ini rekayasa politik, saya berdiri di depan. Tapi kalau murni pemberantasan korupsi saya dukung,"  janji Yani.

Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menegaskan dirinya belum memutusakan apapun terkait status tersangka Pak Luthfi Hasan Ishaaq tersebut. Untuk itu Majelis Syuro PKS akan memutuskan nasib Luthfi di PKS, yang memang berwenang untuk pengelolaan berikutnya. “Kami tentu akan mendapatkan keputusan secara musyarawah," tutur Hidayat.

Yang jelas kata Hidayat, PKS sendiri memiliki aturan mengenai mekanisme mengenai kader yang tengah menjalani proses hukum.

"Tentu saja ada aturan-aturan yang terkait dengan itu. Ada ayat yang harus dipenuhi dalam AD/ART. Untuk itu, PKS akan melakukan konsultasi terlebih dahulu di tingkat Majelis Suyuro untuk menentukasi sikap terkait penetapan tersangka Pak Luthfi itu,” ungkapnya.

Juru bicara KPK Johan Budi SP menyatakan, penetapan tersangka itu karena KPK telah menemukan dua alat bukti, yaitu penyerahan suap Rp 1 miliar. Selain LHI, tersangka lainnya adalah AF dan JE. AF diduga Ahmad Fathonah dan JE diduga Juard Effendi, Direktur Utama Indoguna) serta AAE (salah satu Direktur Indoguna).

Dengan kasus ini suasana di Gedung DPR RI terlihat sepi, meski hari aktif bagi anggota dewan untuk menjalankan tugasnya. Suasana yang sepi itu juga terlihat di jajaran FPKS, dan anggota PKS memilih bungkam dan menghindari wartawan. Ruang FPKS di lantai tiga Gedung Nusantara I DPR juga sepi. Terlihat beberapa aktivitas saja. Namun, hampir semua jajaran pimpinan fraksi tidak datang. Di ruang Komisi III DPR juga tidak terlihat anggota PKS.

Demikian pula dalam Raker antara Komisi V DPR dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Gubernur DKI Djoko Widodo, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Dari ketiga pihak, hanya Ahmad Heryawan yang tidak hadir. Ahmad Heryawan merupakan anggota Dewan Syuro PKS yang juga Gubernur Jawa Barat, sekaligus Cagub Jabar yang akan dipilih pada Februari 2013 ini.