Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kapolda Tak Pungkiri Trafficking Masih Marak di Kepri
Oleh : ali/dd
Jum'at | 18-01-2013 | 14:08 WIB
kapolda-kepri-baru.gif Honda-Batam
Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende.

BATAM, batamtoday - Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende tidak memungkiri hingga saat ini kasus tindak trafficking (perdagangan orang) yang terjadi di Kepri masih tinggi.

Dia mengaku sudah mencoba semaksimal mungkin untuk meminimalisir tindak kejahatan trafficking itu.

"Buktinya ada beberapa kasus trafficking yang kita tangani," kata Yotje, Jumat (18/1/2013).

Namun dia mengungkapkan, salah satu hambatan untuk memutus mata rantai tindak kejahatan perdagangan orang di Kepri adalah banyaknya pelabuhan-pelabuhan tak resmi.

Pelabuhan tak resmi tersebut banyak digunakan oleh para pelaku kejahatan trafficking untuk menyelundupkan manusia ke luar Indonesia.

Yotje menyampaikan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memberantas tindak kejahatan ini.

Sementara itu, Komandan Lantamal  IV Tanjungpinang, Laksamana Muda Agus Heryana juga tidak memungkiri kian maraknya kejahatan trafficking di Kepri.

"Perlu bersnergi seperti yang telah kita lakukan selama ini bersama Airud (Polair). Karena kita juga tidak memungkuri keterbatasan kta sendiri. Maka dari itu perlu bersinergi bersama instansi terkait,"   ujarnya.

Sebelumnya, Anggota DPD-RI asal Kepri, Aida Ismeth mengatakan Provinsi Kepulauan Riau masih merupakan daerah yang rawan terjadinya tindak trafficking (perdagangan orang), terutama anak di bawah umur dan perempuan.

Hal itu terlihat jelas dari maraknya pengungkapan kasus kejahatan trafficking di Kepri, yang bahkan mencuat hingga secara nasional.

Untuk memberantas maraknya trafficking di Kepri, kata Aida, perlu dilakukan koordinasi dengan semua pihak, baik Pemerintah Pusat, Provinsi Kepri, kabupaten/kota, TNI/Polri, LSM, media massa, dan seluruh lapisan masyarakat.