Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terlilit Hutang, Marintan Akhiri Hidup di Tali Gantungan
Oleh : kli/dd
Senin | 14-01-2013 | 13:46 WIB
korban-tewas-gantung-diri-di-sagulung-2.jpg Honda-Batam
Jenasah Marintan setelah dimasukkan ke kantong mayat.

BATAM, batamtoday - Marintan Manullang (30) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, perumahan Putri Hijau blok C/9 Sagulung, Senin (14/1/2013) sekitar pukul 10.00 WIB. Korban nekat mengahiri hidupnya di tali gantungan karena tak mampu membayar hutang-hutangnya.


Sebelum tewas, Marintan membuat surat wasit kepada suaminya, Manotar Simorangkir (30). Melalui surat wasiatnya, Marintan menyampaikan permintaan maaf kepada suaminya karena terpaksa mengakhiri hidpnya karena tak mampu membayar hutang-hutang dan kredit rumah mereka. Almarhum juga tak lupa menitpkan dua anaknya, Ika dan Putri.

Sebelum mengahiri hidupnya di tali gantungan berupa sehelai kain selendang yang dililitkan ke lehernya dan digantungkan di kosen pintu belakang, ibu dua anak ini diduga terlebih dulu menenggak cairan anti nyamuk, sebagaimana temuan pihak kepolisian di lokasi kejadian dekat dengan surat wasiat tersebut.

Menurut Kapolsek Sagulung AKP Eddy Buce, pihaknya masih melakukan pengembangan terkait kematian Marintan, sehingga jenazahnya dibawa ke RS BP Batam untuk dilakukan visum.

"Kita masih lakukan penyelidikan. Di TKP ditemukan surat wasiat dan gelas berisi cairan anti nyamuk. Sekarang jasad korban dibawa ke RS BP Kawasan untuk divisum," jelas Eddy Buce.

Sementara itu, Manotar yang baru tiba di rumahnya setelah jasad istrinya dimasukkan ke kantong mayat oleh Tim Identifikasi Polresta Barelang, hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Manotar langsung terpecah melihat jasad istrinya yang sudah terbungkus kantong mayat berwarna kuning.

"Amangoi amang..........., bosa tinggalhononmu hami songonon. Boasa dang dipaboa ho tu au (waduhhhh........, kenapa kamu tinggalkan kami, kenapa kamu tak kasih tahu samaku)," isak tangis Manotar.

Beginilah isi surat wasiat yang ditinggalkan Marintan:

Pak, maafkan aku atas langkah yang kuambil ini, aku tak sanggup lagi menanggung penderitaan yang aku buat sendiri tanpa sepengetahuanmu. Aku banyak buat hutang. Sekali lagi aku mohon maaf, biarlah kesalahan yang aku lakukan ini kutanggung sendiri. Dan hari ini jatuh tempo pembayaran anggusar rumah aku tak pengang apa-apa lagi. Kutitip Ika dan Putri, tolong jaga dan besarkan mereka dengan penuh kasih sayang, karena aku tak sanggung lagi menanggung malu ini.

Ika, jaga Putri buat mama yah, sayangi adekmu yah, maafkan mama, boru mama aku tak sanggup lagi.

Papa jangan sampai kau biarkan Ika sama Putri menderita sepeningalku. Kalau kau tak sanggup mengasuh mereka, titipkan mereka sama orang yang kau percayai. Aku sangat sayang sama kalian, tapi aku tak mampu lagi.