Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengrajin Trompet Mulai Bermunculan di Sagulung
Oleh : bert/dd
Rabu | 19-12-2012 | 10:32 WIB

BATAM, batamtoday - Malam pergantian tahun menuju 2013, kurang dari dua pekan lagi. Namun para pengrajin benda yang paling dicari saat malam tahun baru, yakni trompet, sudah mulai bermunculan.

Seperti di kawasan Sagulung, sebuah keluarga di permukiman tak resmi belakang Perumnas sudah menjalankan aktivitasnya merangkai trompet dari kertas.

Mas Kasto, sebutan akrab pria dua anak yang menjadi pengrajin trompet ini mengaku sudah lima tahun menggeluti aktivitas ini.

"Rezeki tahunan yang selalu mendatangi kami," kata Kasto saat dijumpai batamtoday, Rabu (19/12/2012).

Kasto yang asal Solo, Jawa Tengah ini melibatkan 4 pekerja dalam merangkai dan membuat trompet kertas. Para pekerja tersebut, bukanlah orang lain bagi Kasto, melainkan masih sanak familinya.

Tahun ini, Kasto menargetkan dapat membuat 15 ribu trompet dengan berbagai bentuk dan ukuran. Untuk kategori biasa, dirinya menjual kepada pengecer seharga Rp 4.200, sedangkan yang berkualitas bagus dengan bentuk lebih menarik dijualnya dengan harga Rp 15 ribu.

"Itu harga dari saya, harga jual ke konsumen tergantung pengecer," kata dia.

Hadirnya produk trompet yang lebih modern dengan menggunakan gas tanpa ditiup tak membuat Kasto ciut nyali. Dia yakin, konsumen tetap akan memilih trompet konvensional dengan harga yang masih terjangkau.

"Trompet yang pakai gas itu lebih mahal, lho," ujarnya.

Mengenai bahan baku, Kasto mengaku tak kesulitan mendapatkannya. Beberapa jenis kertas bisa didapatkannya di Batam. Namun untuk jenis kertas tertentu, dia terpaksa mengontak koleganya di Jawa untuk mendatangkan ke Batam.

Hingga dua pekan menjelang malam pergantian tahun, Kasto mengaku telah merampungkan 50 persen target jumlah pembuatan trompet. Sebagian besar sudah diambil oleh para pengecer dari seantero Batam. Bahkan, dari Tanjungpinang maupun Karimun ada yang mengambil trompet dari dirinya.

Soal keuntungan, Kasto enggan menyebutkan nominalnya. Dia hanya menjawab dengan senyuman sambil mengucap sebaris kata, "Cukup untuk menghidupi anak istri dan mengirimkannya sebagian ke kampung halaman," kata dia mantap.