Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sembako Murah Lebih Penting dari Kenaikan UMK
Oleh : hrj/dd
Jum'at | 14-12-2012 | 15:59 WIB

TANJUNGUBAN, batamtoday - Kebutuhan sembako murah pada saat ini dipandang lebih penting daripada kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK). Walau kenaikan UMK terbilang besar namun secara otomatis akan diikuti dengan naiknya harga seluruh kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Yati, seorang ibu rumah tangga asal Serikuala Lobam kepada batamtoday mengatakan dampak tuntutan kenaikan UMK yang akan segera diterapkan, walaupun pada saat ini belum diberlakukan namun sejumlah harga kebutuhan perlahan sudah mulai merangkak naik.

"UMK belum lagi diberlakukan, sejumlah harga kebutuhan sudah mulai naik, artinya kenaikan upah pekerja tidak memberikan dampak positif terhadap kondisi kebutuhan masyarakat," kata Yati, Jumat (14/12/2012).

Yati berharap agar pemerintah tidak hanya memikirkan dari satu sisi,  yaitu karena tuntutan pekerja yang meminta kenaikan upah. Sebaliknya, harga kebutuhan sembako di pasar tidak pernah dikontrol. Apabila harga kebutuhan tidak terkontrol, maka kenaikan upah jelas tidak akan memberikan  arti untuk kesejahteraan masyarakat.

"Semua berharap adanya kenaikan upah jelas untuk memperbaiki  kesejahteraan. Tetapi kalau harga kebutuhan naiknya selangit, jelas itu tidak sesuai dengan harapan masyarakat," katanya.

Sementara itu, warga lainnya, Sulastri, mengatakan pemerintah, DPRD dan pihak yang berkompeten, sebaiknya sebelum memutuskan sesuatu terlebih lihat kondisi di lapangan, jangan karena hanya kebutuhan kelompok lantas dampak dan sisi lainnya, terlupakan. 

Karena menurutnya, hingga saat ini standar UMK tahun 2012, belum menyentuh seluruh pekerja, "Kalau untuk kawasan Industri mungkin UMK sudah diterapkan, tapi bagaimana dengan yang bekerja di kedai kopi dan toko, Coba pemerintah cek deh, kalau itu saja belum diterapkan lantas bagaimana dengan ketetapan yang baru," keluhnya.

Patar Sianipar, Sekretaris FKUI SBSI Bintan kepada batamtoday menyatakan dengan penerapan UMK 2012, memang masih banyak yang belum menerapkannya, terutama di luar kawasan seperti Lobam dan Lagoi.

"Kalau boleh jujur, sejauh ini yang benar-benar menerapkan UMK yang sebenarnya, kemungkinan hanya daerah tertentu seperti kawasan industri dan pariwisata. Sebaliknya harga kebutuhan tidak pernah membeda-bedakan," ujarnya.

Dikatakan Patar,  kenaikan UMK yang tujuannya untuk perbaikan ekonomi masyarakat, seharusnya di imbangi dengan klontrol harga pasar. Karena, kalau tak diimbangi jelas kenaikan tersebut tidak akan berarti bagi masyarakat.

"Kalau ibu rumah tangga menuntut harga sembako murah itu sangat manusiawi, karena mereka yang biasa berhubungan langsung dengan pasar dan mengelola keuangan rumah tangga," ujarnya.