Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hadir di Podcast Ruang Miku TVRI Maluku, Dr Aqua Dwipayana Bahas Komunikasi Efektif
Oleh : Redaksi
Rabu | 14-05-2025 | 09:04 WIB
20250514_090652_0000.png Honda-Batam
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana saat menjadi narasumber di Podcast Ruang Miku TVRI Maluku. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

BATAMTODAY.COM, Ambon - Komunikasi yang efektif dinilai sebagai kunci utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Hal ini menjadi topik utama dalam Podcast Ruang Miku yang ditayangkan TVRI Maluku pada Senin (14/4/2025) sore.

Podcast tersebut dipandu oleh Monica Seipala dan menghadirkan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana. Dalam sesi bertajuk "Komunikasi Efektif, Pelayanan Progresif", Dr Aqua menyoroti pentingnya pendekatan komunikasi yang tidak hanya berfokus pada aspek administratif, tetapi juga mengedepankan hati, empati, dan etika.

"Pelayanan publik bukan semata-mata urusan birokrasi. Ini soal bagaimana menyentuh hati masyarakat dengan cara berkomunikasi yang tulus dan bermakna," ujar Dr Aqua.

Kehadiran Dr Aqua di TVRI Maluku juga diisi dengan sesi berbagi motivasi dan pengalaman komunikasi kepada puluhan karyawan lembaga penyiaran publik tersebut. Acara ini dipimpin langsung oleh Kepala TVRI Maluku, Sanny Damanik.

Dalam pemaparannya, Dr Aqua memperkenalkan konsep komunikasi pelayanan publik berbasis hati melalui pendekatan REACH + AC, yakni formula komunikasi yang menekankan Responsif, Empati, Aktif, Care (peduli), serta Added Commitment (komitmen lebih).

Melalui pendekatan ini, diharapkan para pelayan publik dapat memberikan layanan yang tidak hanya cepat dan tepat, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan masyarakat.

* Respect --menghargai orang lain.
* Empathy --memahami perasaan dan sudut pandang orang lain.
* Audible --menyampaikan pesan dengan jelas.

* Clarity --menghindari ambiguitas.
* Humble --rendah hati.
* Action+ Consistent --implementasi serta menjaga konsistensi dalam sikap dan pelayanan.

Menurut Dr Aqua Dwipayana, tantangan utama para pelayan publik khususnya yang berada di garda depan atau frontliner adalah lemahnya pemahaman terhadap institusi dan peran masing-masing. Ia menguraikan tiga kelemahan utama yang sering ditemukan:

1. Lemah dalam aspek korporasi --banyak pegawai tidak mengenal struktur, visi, dan misi, bahkan nama pimpinan tertinggi di instansinya;

2. Lemah dalam pengetahuan produk (product knowledge) --kurang paham terhadap berbagai produk atau jasa yang ditawarkan ke calon pelanggan;

3. Lemah dalam pemahaman kompetitor --tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan pesainng lain yang menawarkan produk atau layanan serupa.

"Bicara pelayanan publik, komunikasinya harus dikuasai. Pemimpin wajib menjadi contoh dalam bersikap dan berbicara. Jangan cepat puas, karena ekspektasi publik itu terus berubah dan tidak bisa ditebak. Bahkan dari Waktu ke Waktu terus meningkat," ujar Dr Aqua Dwipayana menegaskan.

Dalam melayani senyum, salam, dan sapa menurut pria rendah hati ini adalah hal dasar yang mutlak harus dilakukan para karyawan, namun sering diabaikan. Ia juga mengingatkan bahwa pegawai tidak boleh membawa masalah pribadi saat melayani. "Profesionalisme dan ketulusan saat bekerja sebagai pelayan harus menjadi standar. Pelayanan itu sejatinya membuat orang merasa puas dan dihargai," pesan motivator kawakan itu.

Dr Aqua Dwipayana juga menyoroti era digital yang menuntut kewaspadaan ekstra. "Sekarang, satu keluhan publik bisa viral dan meninggalkan jejak digital yang tak bisa dihapus. Maka mari melayani dengan hati dan penuh kehati-hatian," ucap pria yang memiliki jaringan pertemanan yang luas ini.

Tak kalah penting, bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini mengingatkan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) hanya pedoman, bukan kebenaran mutlak. "SOP itu buatan manusia, bisa dievaluasi. Tapi yang paling penting adalah implementasinya. Jika ada kesalahan, akui dan perbaiki. Gunakan kata ajaib: maaf, tolong dan terima kasih," tuturnya.

Menyinggung pelayanan di Maluku, khususnya Ambon, Dr Aqua Dwipayana melihat kemajuannya signifikan. Namun ia juga mendorong agar pemerintah terus mengevaluasi diri. "Perbaiki kesalahan kecil sebelum membesar. Kejujuran adalah dasar dari pelayanan. Maluku punya sejarah panjang dengan semangat orang-orang hebat. Hal itu harus dilanjutkan, ditingkatkan, dan dimodernisasi," saran pria yang hobi silaturahim ini.

Bermanfaat Buat Sesama

Mengawali perbincangannya, menjawab pertanyaan yang diajukan Monica, motivator yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang baik di Indonesia maupun di puluhan negara itu menjelaskan kenapa orangtuanya memberi nama Aqua. Sampai sekali tidak ada hubungan dengan salah satu produk air mineral.

"Bintang saya Aquarius, sehingga orangtua memberi nama Aqua. Kalau bintangnya Sagitarius mungkin namanya Sagito," ujar Dr Aqua Dwipayana bercanda.

Tanggal dan bulan kelahirannya sama dengan Megawati Soekarnoputri dan Siti Hardijanti Hastuti Rukmana yang biasa disebut Mbak Tutut Soeharto. 23 Januari. Cuma beda tahun.

Penulis banyak buku "super best seller" ini kemudian menceritakan kegiatannya selama 20 tahun terakhir. Setelah tidak jadi pegawai, sehingga "bebas merdeka" dan atasan satu-satunya hanya Tuhan. Itu adalah yang terbaik menurutnya.

Setiap Senin dini hari, jelas Dr Aqua Dwipayana, ia meninggalkan rumahnya di Kota Bogor. Menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta atau Bandara Soekarno-Hatta Tangerang. Tujuannya ke berbagai kota termasuk di luar negeri.

"Khusus ke Maluku kali ini, meninggalkan rumah lebih awal yakni Minggu sore. Jam terbang saya lumayan tinggi, beda-beda tipis sama pramugari," kata Dr Aqua Dwipayana kembali bercanda.

Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara ini menceritakan alasannya berhenti jadi pegawai Semen Cibinong (sekarang Solusi Bangun Indonesia-red). Padahal ketika itu sudah mapan.

Pekerjaannya sebagai Humas mengharuskannya berkunjung ke daerah-daerah di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Ketika melakukan itu, ia melihat makin banyak orang yang menganggur. Padahal Indonesia potensi alamnya luar biasa.

Dr Aqua Dwipayana tergerak untuk memotivasi mereka agar "bergerak" dan mengoptimalkan potensi diri masing-masing. Sehingga beraktivitas rutin dan mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan.

"Saya sangat meyakini bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat buat sesama. Saya ingin optimal melakukan itu sehingga memutuskan berhenti dari Semen Cibinong. Totalitas berbuat untuk sesama," tutur pria yang hobi silaturahim itu dengan mantap.

Dr Aqua Dwipayana meyakini ketika seseorang dengan ikhlas memikirkan dan membantu orang lain, Tuhan akan membalasnya. Dengan memberikan yang terbaik buat orang itu dan keluarganya.

Keyakinan itu telah berkali-kali dibuktikan Dr Aqua Dwipayana, sehingga ketagihan berbuat baik kepada sesama. Rasanya ada yang kurang dalam kesehariannya jika belum membantu sesama.

Agar keyakinan itu terwujud, pria yang telah mengumrohkan ratusan orang itu menyampaikan tahapannya. Mengawali dengan yakin punya Tuhan. Tercermin dari tutur kata dan perilaku seseorang.

"Kita harus yakin semua yang terjadi di bumi ini karena kehendak Tuhan. Termasuk pertemuan saya dengan Mbak Monica serta Sharing Komunikasi dan Motivasi di TVRI Maluku," ungkap Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat ini.

Dr Aqua Dwipayana mengingatkan dengan melakukan secara konsisten hatinya selalu bersih, komunikasi dengan semua orang baik, dan berpikir positif. "Dengan begitu, pesan yang muncul dari hatinya adalah 'suara Tuhan'. Pasti hal-hal yang positif dan ajakan berbuat baik," kata mantan wartawan di banyak media besar ini.

Terkait itu, lanjutnya, sering tiba-tiba mendapatkan rezeki. Nilainya melebihi ekspetasi atau harapan. Itu bonus yang luar biasa dari Tuhan.

Setelah sukses, pesan Dr Aqua Dwipayana, tetap rendah hati, jangan sombong, angkuh, dan takabur. Tanpa dukungan Tuhan seseorang tidak bisa ngapa-ngapain.

Mengakhiri dialognya yang menjadi refleksi mendalam bagi semua pelayan publik, Dr Aqua Dwipayana berpesan, "Terus belajar, jangan pernah putus asa, tetap rendah hati, dan lakukan semuanya karena Tuhan. Kita bukan sekadar bekerja namun kita juga melayani."

Editor: Dardani