Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

AI Dorong Indonesia Menuju Pemimpin Global di Industri Pertambangan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 25-04-2025 | 10:44 WIB
AI-Pertambangan.jpg Honda-Batam
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, dalam acara Indonesia AI Day for Mining Industry di Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025). (Komdigi)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyampaikan penerapan teknologi kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) dalam sektor pertambangan dapat mendorong Indonesia menjadi kekuatan global dalam satu dekade mendatang. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Indonesia AI Day for Mining Industry di Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

Menurut Nezar, pemanfaatan AI telah berlangsung selama empat tahun terakhir dan terbukti memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi dan keberlanjutan industri pertambangan. "Penggunaan AI dalam kegiatan pertambangan menjadikan Indonesia semakin diakui sebagai pemain global dengan praktik yang efektif, efisien, dan berkelanjutan," tegasnya, demikian dikutip laman Komdigi.

Ia menjelaskan AI mampu mengoptimalkan rantai pasok (supply chain) dan proses produksi, dari tahap eksplorasi hingga distribusi mineral. Dukungan teknologi seperti machine learning dan computer vision disebut mampu mempercepat pengerjaan lahan tambang hanya dalam hitungan jam --jauh lebih cepat dibandingkan proses manual yang bisa memakan waktu hingga satu pekan.

"AI mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. Dengan otomasi, beban kerja berkurang dan waktu kerja lebih efisien, sehingga sumber daya manusia dapat dialihkan ke aktivitas yang bernilai tinggi seperti inovasi dan pengembangan bisnis," ujar Nezar.

Lebih lanjut, ia menekankan teknologi AI berpotensi memberikan kontribusi ekonomi besar, bahkan hingga mencapai nilai USD 308 miliar. Meski terdapat kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap tenaga kerja, ia meyakini AI justru akan menciptakan nilai tambah melalui praktik pertambangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Risiko lingkungan juga bisa ditekan. AI memungkinkan penerapan dekarbonisasi dan pengelolaan limbah yang lebih baik," jelasnya.

Nezar juga menyoroti tren ke depan dalam penggunaan GPU (Graphics Processing Unit) sebagai mesin AI yang lebih hemat energi dan minim risiko kerusakan lingkungan. Menurutnya, pengembangan AI dengan konsumsi daya rendah harus menjadi prioritas untuk menciptakan keseimbangan antara teknologi dan keberlanjutan.

"Industri AI ke depan akan berkompetisi dalam efisiensi energi. Ini penting karena teknologi AI membutuhkan daya besar, dan kita perlu memastikan bahwa penggunaannya tidak merugikan lingkungan," pungkasnya.

Editor: Gokli