Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia-Denmark Perkuat Kerja Sama Teknologi Perikanan Berkelanjutan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 25-04-2025 | 11:44 WIB
RI-Denmark.jpg Honda-Batam
Pertemuan bilateral antara Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, dan Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025). (KKP)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Denmark sepakat menjajaki kerja sama strategis dalam penguatan teknologi kelautan dan perikanan berkelanjutan.

Kesepahaman ini mengemuka dalam pertemuan bilateral antara Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, dan Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, yang berlangsung di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

Dalam pertemuan yang turut dihadiri Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Sten Frimodt Nielsen, Menteri Trenggono memaparkan sejumlah program unggulan Indonesia di sektor kelautan, termasuk penerapan konsep Ekonomi Biru dan pemanfaatan teknologi pengawasan berbasis satelit melalui Command Center KKP.

"Kami telah menyusun roadmap Ekonomi Biru untuk menjamin pengelolaan laut dan perikanan yang berkelanjutan. Salah satu pilar pentingnya adalah pengawasan berbasis teknologi, dan Command Center menjadi pusat integrasi data pemantauan aktivitas kelautan nasional," jelas Trenggono, dalam siaran pers KKP, Selasa (22/4/2025).

Command Center milik KKP saat ini telah dilengkapi teknologi satelit untuk memantau pergerakan kapal perikanan di wilayah perairan Indonesia. Informasi yang dikumpulkan digunakan untuk mendeteksi dan menindak praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing atau IUUF).

Menteri Trenggono menyampaikan harapannya agar Denmark dapat berkontribusi melalui dukungan teknologi, terutama dalam penguatan sistem satelit dan integrasi data. Kerja sama ini mencakup pengembangan infrastruktur, peningkatan kapasitas SDM, serta modernisasi sistem pengawasan pemanfaatan ruang laut.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen memperkenalkan teknologi drone laut buatan perusahaan maritim Denmark yang dinilai mampu menunjang sistem pemantauan laut. Teknologi ini dinilai potensial untuk memperkuat pengawasan terhadap aktivitas penangkapan ikan dan pelestarian ekosistem laut.

"Tahun ini merupakan momentum istimewa karena menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Denmark. Meski geografis kita berjauhan, kita memiliki kesamaan sebagai negara maritim yang menjadikan kerja sama ini sangat relevan," ujar Rasmussen.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas kecanggihan infrastruktur pemantauan kelautan yang dimiliki KKP dan menilai bahwa kolaborasi dalam memerangi IUUF merupakan peluang besar bagi kedua negara.

Sebagai informasi, Indonesia dan Denmark telah menjalin kemitraan di sektor perikanan sejak lama. Pada 2024, neraca perdagangan produk perikanan Indonesia mencatatkan surplus dengan nilai ekspor ke Denmark sebesar USD 6,449 juta, sedangkan nilai impornya mencapai USD 5,709 juta.

Kerja sama yang dijajaki ini diharapkan mampu mendorong penerapan teknologi mutakhir demi menjaga kelestarian laut dan meningkatkan produktivitas perikanan nasional secara berkelanjutan.

Editor: Gokli