Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kunjungi UPTD PPA Batam, Menteri PPPA Soroti Tingginya Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan
Oleh : Aldy Daeng
Kamis | 24-04-2025 | 17:24 WIB
Menteri-PPA11.jpg Honda-Batam
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi di Batam. (Foto: Aldy Daeng)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dalam rangka memperkuat koordinasi dan konsolidasi penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, melakukan kunjungan kerja ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Batam, Kamis (24/4/2025).

Dalam kunjungan itu, Arifatul menyoroti tingginya angka kekerasan, khususnya di wilayah perbatasan seperti Batam yang memiliki posisi strategis sebagai daerah transit nasional dan internasional.

"Batam menghadapi tantangan besar, mulai dari kekerasan hingga perdagangan orang. Ini tidak bisa ditangani sendirian. Butuh kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan TNI, untuk benar-benar mengatasinya," ujar Arifatul.

Arifatul juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama lintas kementerian dan lembaga melalui MoU yang ditandatangani pada 21 April 2025 lalu. Ia menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendeteksi dan melaporkan kasus.

"Jangan sampai korban merasa sendirian. Penanganan kasus harus kreatif dan kolaboratif, meski dengan keterbatasan anggaran," tegasnya.

Disisi lain, apresiasi diberikan kepada UPTD PPA Batam yang dinilai responsif dalam menangani setiap laporan. Menurut Arifatul, rata-rata dua hingga tiga klien datang setiap hari ke UPTD, menandakan meningkatnya kesadaran masyarakat.

Kepala UPTD PPA Batam, Dedy Suryadi, menyambut baik kunjungan tersebut. Ia menegaskan bahwa pihaknya mengedepankan pelayanan berbasis empati dan pemulihan psikologis korban.

"Kami tak hanya melayani secara administratif. Fokus utama kami adalah membangkitkan kembali semangat korban, melalui konseling dan jejaring dukungan," ungkap Dedy.

Tak hanya itu, UPTD juga aktif menggandeng lembaga sosial, organisasi keagamaan, hingga komunitas paguyuban untuk memperluas sistem pendukung korban.

Sepanjang 2024, UPTD mencatat 219 kasus kekerasan terhadap anak dan 47 terhadap perempuan. Hingga April 2025, sudah ada 64 kasus anak dan 20 kasus perempuan, yang mayoritas kasus anak berupa kekerasan fisik dan psikis, sementara kasus perempuan didominasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Sebagai langkah ke depan, UPTD PPA Batam tengah menyiapkan sistem monitoring dan pemetaan agar penanganan kasus semakin tepat sasaran dan berkelanjutan.

"Kami juga menangani kasus lama yang baru terungkap karena korban baru berani bersuara. Ini menjadi bukti bahwa keberadaan kami mulai dipercaya," ujar Dedy.

Editor: Yudha