Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penangkapan Militan Picu Keprihatinan di Malaysia
Oleh : dd/ksea
Sabtu | 10-11-2012 | 13:18 WIB

KUALA LUMPUR, batamtoday - Kelompok ekstrimis memandang Malaysia sebagai lokasi yang bagus untuk mendapat anggota baru, menurut peringatan para pakar penanggulangan terorisme. Namun, pemerintah berkata mereka meningkatkan upaya untuk melacak kegiatan militan.


Dengan dua warga Malaysia ditangkap di Lebanon atas dugaan terkait dengan al-Qaeda, keprihatinan makin meningkat atas kegiatan perekrutan oleh kelompok ekstrimis. Seorang pakar penanggulangan terorisme regional berkata minggu lalu bahwa organisasi militan melihat adanya banyak keuntungan di Malaysia dalam merekrut anggota baru.
 
Wakil Direktur Jenderal Pabean Malaysia Matrang Suhaili (tengah) dan para pejabat lainnya memperlihatkan narkoba yang disita di kota pelabuhan Klang pada bulan Juli 2012. Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein berkata kepada wartawan minggu lalu bahwa pihak berwajib mengkhawatirkan keterlibatan teroris dalam penyelundupan narkoba dan manusia serta kejahatan lintas negara dalam bentuk lainnya. 

“Malaysia dianggap oleh kelompok tersebut sebagai saluran dimana kegiatan perekrutan dapat dilaksanakan, dan dinilai sebagai pusat koordinasi,” surat kabar harian Star di Malaysia, mengutip komentar Andrin Raj. Dia adalah direktur regional bagi Asosiasi Profesional Penanggulangan Terorisme dan Keamanan Internasional.

Dia berkata kepada surat kabar itu bahwa alasan di antaranya termasuk lokasi Malaysia yang strategis dan kurangnya pengendalian orang asing yang memasuki negara Asia Tenggara ini di masa lalu.

Tidak hanya al-Qaeda namun organisasi ekstrimis lainnya – termasuk Jemaah Islamiyah dan Hizbollah – telah menilai Malaysia sebagai tempat subur untuk menarik pengikut, yang lalu dikirim ke negara lain untuk dilatih, kata Raj.

“Pada masa lalu, anggota Malaysia dilatih di Pakistan, Afganistan, Mesir, Arab Saudi, Yemen, Thailand Selatan, Filipina, dan Indonesia," The Star mengutip perkataannya.

Pihak berwenang Lebanon menangkap Muhamad Razin Sharhan Mustafa Kamal, 21 tahun, dan Razif Mohd Ariff, 30 tahun, bulan lalu atas kecurigaan melakukan kegiatan teroris. Pada hari Rabu (31 Oktober), mereka menghadiri sidang pengadilan militer untuk menghadapi dakwaan.

Kedua pria itu menyangkal bahwa mereka teroris, dan berkata mereka berada di Lebanon hanya sebagai pengunjung. “Mereka berdua berkata kepada hakim bahwa mereka datang ke Lebanon sebagai pengunjung dan tidak berkaitan dengan al-Qaeda," pengacara mereka, Marwan Sinno, berkata dalam komentar kepada New Straits Times.

Jika kedua pria itu memang bersalah, mereka mungkin pertama kali berhubungan dengan organisasi lokal yang dikenal sebagai "Al-Qaeda di Maghreb Islami", yang mengirim anggota ke Yaman untuk bergabung dengan organisasi utama al-Qaeda di sana, menurut Raj di The Star.

Menteri: terorisme adalah masalah dengan cakupan transnasional

Menanggapi berita itu, Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein berkata bahwa tidak benar untuk melihat negara tersebut sebagai pangkalan perekrutan regional. Dia berkta, para teroris melakukan usaha perekrutan mereka di seluruh dunia dan di dunia maya.

“Teroris tidak hanya datang ke Malaysia tetapi juga pergi ke negara-negara Timur Tengah. Mereka bisa direkrut di mana saja karena globalisasi dan teknologi masa kini,” menurutnya seperti dikutip kantor berita negara Bernama di jumpa pers hari Rabu.

Dia berkata masalah yang lebih serius disebabkan oleh keterlibatan teroris dalam penyelundupan narkoba dan manusia, pencucian uang dan bentuk lain kejahatan transnasional. “Ekonomi terselubung ini, dana pasar gelap dari kejahatan transasional akan terlalu besar untuk diatasi jika jatuh ke tangan teroris. Setelah itu, akan menjadi perang melawan terorisme,” katanya kepada wartawan.

Dia berkata, pemerintah menanggapi dengan meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional.

Perpustakaan digital al-Qaeda ditutup

Setelah penangkapan itu, pihak berwenang Malaysia secara ketat mengawasi kegiatan internet oleh kelompok jihadis. Pada hari Kamis, ChannelNewsAsia melaporkan bahwa pemerintah telah menutup sebuah portal web terkait al-Qaeda yang berasal dari negara itu.

Situs itu, Tawhed.net, dideskripsikan sebagai perpustakaan online al-Qaeda yang terbesar. Sebuah versi Arab dari situs itu, yang tidak berasal dari Malaysia, dilaporkan masih berjalan.

Kedua pria yang ditangkap di Lebanon diperkirakan telah sering mengunjungi situs militan, yang menampilkan pesan dari pemimpin teroris seperti Ayman al-Zawahiri, juga foto para militan yang dilatih sedang menggunakan peluncur roket dan senjata lainnya di kamp al-Qaeda, menurut ChannelNewsAsia.