Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia dan UEA Percepat Kerja Sama Strategis di Sektor Energi
Oleh : Redaksi
Senin | 03-02-2025 | 12:44 WIB
Airlangga-PEA.jpg Honda-Batam
Menko Airlangga Hartarto, menerima kunjungan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA, Suhail Mohamed Al Mazrouei di Gedung Ali Wardhana, Jakarta, Jumat (31/1/2025). (Foto: Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus memperkuat sektor energi melalui kerja sama strategis dengan mitra internasional guna memastikan kebutuhan energi nasional terpenuhi serta mendorong kesejahteraan masyarakat.

Dalam upaya ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menerima kunjungan Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Emirat Arab (UEA) Suhail Mohamed Al Mazrouei di Gedung Ali Wardhana, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Pertemuan ini membahas penguatan kerja sama energi, termasuk rencana pengembangan pembangkit listrik berkapasitas besar dan pembangunan pusat data.

Menteri Suhail menegaskan bahwa Indonesia adalah mitra strategis bagi UEA, terutama setelah penandatanganan Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-UAE CEPA). Ia mengusulkan agar kedua negara memiliki proyek unggulan di sektor energi, seperti pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas hingga 100 gigawatt (GW) serta pusat data berskala besar.

"Kita perlu membentuk satuan tugas khusus untuk memastikan implementasi kerja sama sektor energi antara kedua negara berjalan efektif," ujar Menteri Suhail.

Menanggapi usulan tersebut, Menko Airlangga sepakat untuk mempercepat implementasi I-UAE CEPA dan mengeksplorasi peluang strategis, termasuk pengembangan proyek energi di Laut Andaman serta pembangunan pusat data di Batam atau Bintan.

Sebelumnya, kerja sama energi antara Indonesia dan UEA telah terjalin dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata di Jawa Barat. Proyek tersebut merupakan hasil kolaborasi antara PLN dan perusahaan energi bersih asal UEA, Masdar, dengan kapasitas produksi mencapai 145 megawatt peak (MWp).

Selain itu, Menteri Suhail juga memaparkan rencana penyusunan proposal kerja sama komprehensif dalam pengembangan industri hilirisasi bauksit dan gas, yang berperan penting bagi industri aluminium serta penyediaan energi melalui pembangkit listrik berkapasitas besar.

Di akhir pertemuan, kedua Menteri sepakat untuk mempercepat implementasi I-UAE CEPA, memperluas kerja sama di sektor strategis, serta menciptakan iklim bisnis yang kondusif bagi para pelaku usaha di kedua negara.

Pertemuan ini turut dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Pambudi serta Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian Elen Setiadi.

Editor: Gokli