Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

OKI Tolak Keras Ide Trump Pindahkan Warga Palestina dari Gaza
Oleh : Redaksi
Rabu | 29-01-2025 | 10:04 WIB
donald-trump2.jpg Honda-Batam
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: Reuters)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menolak keras gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin memindahkan warga Palestina dari Gaza.

OKI pun kembali menyerukan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pengiriman bantuan kemanusiaan yang memadai ke seluruh wilayah Jalur Gaza, serta memasok bantuan bagi para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka.

"Rencana ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan," kata OKI dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu, Selasa (28/1/2025).

Organisasi ini menekankan perlunya agar pemerintah Palestina dapat memikul tanggung jawabnya dalam menjaga persatuan wilayahnya, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

Mereka juga menegaskan kembali dukungan yang tak tergoyahkan bagi hak rakyat Palestina atas tanah dan tempat-tempat suci mereka.

Selain itu, OKI menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dalam melaksanakan solusi dua negara guna mengakhiri pendudukan Israel selama puluhan tahun atas wilayah Palestina.

Usulan Trump memindahkan warga Palestina dari Gaza muncul seminggu setelah gencatan senjata Hamas dan Israel pada 19 Januari silam.

Trump mengusulkan rencana memindahkan lebih dari satu juta warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara lain, seperti Yordania, Mesir hingga Indonesia.

Dalam pernyataan di pesawat Air Force One, Trump menyebut bahwa ia telah berbicara dengan Raja Abdullah II dari Yordania mengenai kemungkinan menerima lebih banyak pengungsi Palestina.

"Saya berkata kepada Raja Abdullah bahwa saya ingin Anda menampung lebih banyak (pengungsi), karena saya melihat situasi di Jalur Gaza sekarang sangat berantakan," kata Trump.

Selain Yordania, Trump juga menyebut akan berdiskusi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi untuk membahas kemungkinan Mesir ikut menampung warga Gaza.

"Kita berbicara tentang satu setengah juta orang, dan saya pikir kita bisa membersihkan semuanya," ujar Trump.

Trump juga menambahkan bahwa dirinya ingin melibatkan negara-negara Arab untuk membangun perumahan bagi warga Palestina di tempat lain. Menurutnya, relokasi ini dapat membantu warga Gaza hidup dalam damai.

"Mungkin perumahan itu bersifat sementara, atau mungkin bisa menjadi jangka panjang. Tapi melihat kondisi Gaza sekarang, di mana hampir semuanya hancur dan banyak orang meninggal, saya pikir sesuatu harus dilakukan," imbuhnya.

Sebelumnya, Trump disebut berencana memindahkan sebagian dari 2 juta warga Gaza, Palestina, ke Indonesia. Pejabat transisi Trump menyebut rencana itu bagian dari usulan terkait rekonstruksi Gaza setelah agresi Israel berakhir.

Namun, rencana itu masih belum jelas bahkan termasuk kesediaan warga Gaza dipindah dan negara yang menerima mereka.

"Indonesia, misalnya, adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas," demikian laporan NBC, mengutip pejabat transisi Trump.

Jalur Gaza hancur usai agresi Israel sejak Oktober 2023. Selama operasi, mereka menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti rumah penduduk, fasilitas Kesehatan, tempat ibadah, hingga sekolah.

Editor: Surya