Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia-Inggris Perkuat Kemitraan Digital, Kolaborasi Transformasi AI hingga Penanganan Disinformasi
Oleh : Redaksi
Rabu | 22-01-2025 | 12:04 WIB
Komdigi-Inggris.jpg Honda-Batam
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Komdigi dengan Kementerian Luar Negeri Parlemen Indo-Pasifik Inggris pada Selasa (21/01/2025). (Komdigi)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Inggris, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menjalin kemitraan strategis dengan Kementerian Luar Negeri Parlemen Indo-Pasifik Inggris.

Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada Selasa (21/01/2025) di Jakarta mencakup berbagai bidang strategis, mulai dari transformasi digital, inklusi teknologi, hingga penguatan regulasi digital.

Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, menegaskan kemitraan ini akan mempercepat kolaborasi dalam pemanfaatan teknologi terbaru seperti Artificial Intelligence (AI), penanganan misinformasi, serta peningkatan akses digital di seluruh wilayah Indonesia.

"Kemitraan ini mencerminkan hubungan kerja sama yang langgeng dan komitmen bersama untuk memajukan kepentingan kedua negara. Kami berharap kolaborasi ini berdampak positif bagi masyarakat di Indonesia dan Inggris, serta kawasan Indo-Pasifik secara lebih luas," ujar Nezar, usai penandatanganan Nota Kesepahaman bersama Catherine West, Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen Indo-Pasifik Inggris, demikian dikutip laman Komdigi.

Salah satu fokus utama kemitraan ini adalah menjembatani kesenjangan digital di Indonesia. Komdigi akan memfasilitasi akses yang lebih merata terhadap teknologi di seluruh wilayah, termasuk di komunitas-komunitas terpencil.

Nezar menambahkan, Indonesia juga membuka peluang kolaborasi dalam investasi infrastruktur digital, termasuk proyek strategis Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-2, yang direncanakan memiliki kapasitas 300 Gbps dengan nilai investasi mencapai USD 860 juta. Satelit ini diharapkan mampu mempercepat konektivitas digital di berbagai wilayah Tanah Air.

Kemitraan ini juga melibatkan kerja sama dalam penanganan misinformasi dan disinformasi, yang menjadi tantangan global di era digital. Indonesia akan berbagi pengalaman dalam menerapkan strategi komprehensif, mulai dari edukasi publik hingga pemantauan konten dan penegakan hukum.

Selain itu, pengembangan teknologi AI menjadi agenda prioritas. Kedua negara berencana membahas strategi nasional AI, termasuk pedoman etika dalam penerapan AI di sektor bisnis dan pemerintahan. "Kolaborasi ini akan menciptakan pijakan yang lebih kokoh bagi pengembangan teknologi yang etis dan inklusif," ujar Nezar.

Nezar menyatakan kemitraan ini sejalan dengan Visi Indonesia Digital 2045, yang menggariskan peta jalan untuk membangun ekonomi digital yang dinamis, tata kelola digital yang inklusif, dan masyarakat digital yang berdaya. "Lewat kemitraan ini, kami berkomitmen mendorong transformasi digital sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, kemajuan masyarakat, dan kepemimpinan internasional Indonesia," tegasnya.

Nezar Patria optimis kolaborasi strategis ini akan menjadi model bagi kemitraan bilateral di kawasan Indo-Pasifik. "Bersama-sama, kita dapat membangun ekosistem digital yang dinamis, menguntungkan tidak hanya kedua negara tetapi juga masyarakat global," harapnya.

Dalam acara tersebut, Wamenkomdigi Nezar Patria didampingi Sekretaris Jenderal Ismail dan Plt Kepala Pusat Kerja Sama Internasional Ichwan M Nasution. Kolaborasi ini diharapkan membawa dampak signifikan dalam mengakselerasi transformasi digital Indonesia sekaligus mempererat hubungan diplomatik yang telah berlangsung selama tujuh dekade.

Editor: Gokli