Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia-AS Perluas Kerja Sama Pendidikan Lewat Program Fulbright
Oleh : Redaksi
Jumat | 10-01-2025 | 16:04 WIB
Program-Fulbright.jpg Honda-Batam
Menang Nasaruddin Umar dan Dubes AS untuk Indonesia, Kamala S Lakhdhir, menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperluas Program Fulbright di Indonesia, Rabu (8/1/2025). (Kemenang)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala S Lakhdhir, menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperluas Program Fulbright di Indonesia.

Langkah ini merupakan upaya bersama untuk meningkatkan akses beasiswa bagi pelajar, santri, dan akademisi yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.

Penandatanganan MoU ini merupakan kelanjutan dari surat pernyataan yang sebelumnya ditandatangani oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Diplomasi Publik, Elizabeth Allen, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama saat itu, Nizar Ali, pada akhir 2023. Program ini diharapkan memperkuat hubungan pendidikan dan budaya antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Melalui MoU ini, siswa, santri, dan civitas academica lembaga pendidikan binaan Kementerian Agama dapat mengakses beasiswa studi dan penelitian, baik bergelar maupun non-gelar, di Amerika Serikat. Selain itu, akademisi dan mahasiswa AS juga dapat berkontribusi melalui program pengajaran dan penelitian bersama di Indonesia.

"Sebagai mantan penerima beasiswa Fulbright, saya memahami betul manfaat program ini. Dengan perluasan ini, kami ingin memberikan lebih banyak peluang bagi siswa, santri, dan akademisi untuk belajar di AS, sekaligus mengundang pengajar dari Amerika untuk berbagi ilmu di Indonesia," ujar Menag Nasaruddin Umar, Rabu (8/1/2024), demikian dikutip laman Kemlu.

Madrasah dan pesantren kini juga dapat mengundang Asisten Pengajar Bahasa Inggris (ETA) dari Fulbright untuk mendukung pengajaran bahasa Inggris. Selain itu, dosen dari perguruan tinggi keagamaan di bawah Kemenag dapat mengajukan beasiswa penelitian di universitas mitra di AS, sementara mahasiswa dapat mengakses beasiswa pascasarjana di bidang yang relevan.

Duta Besar AS, Kamala Lakhdhir, menyambut baik kemitraan ini. "Kami berharap program Fulbright ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi lembaga dan individu binaan Kementerian Agama, baik di Indonesia maupun di AS," katanya.

Selain program Fulbright, Kementerian Agama juga terus menjalankan Program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB). Hingga kini, sebanyak 4.031 mahasiswa telah menerima beasiswa untuk jenjang S1, termasuk 549 beasiswa reguler, 51 beasiswa prestasi, dan 99 beasiswa tahfidz. Program ini juga mencakup pendidikan jarak jauh untuk Pendidikan Agama Islam (PJJ PAI).

Untuk jenjang S2, 385 mahasiswa telah menerima beasiswa reguler di dalam negeri, sementara 34 lainnya mendapatkan beasiswa di luar negeri. Pada jenjang S3, terdapat 462 penerima beasiswa di dalam negeri, 168 di luar negeri, serta 50 penerima beasiswa Program 5.000 Doktor.

Pada 2025, Kemenag akan membuka kembali seleksi beasiswa dengan kuota tambahan: 370 untuk jenjang S1, 220 untuk S2, 250 untuk S3, serta 30 untuk program Double Degree di luar negeri.

Menag Nasaruddin menegaskan langkah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan menyiapkan generasi unggul. "Program ini adalah komitmen Kemenag untuk memperluas akses pendidikan dan mencetak generasi berkualitas dalam menyongsong Indonesia Emas 2045," tegasnya.

Program Fulbright yang telah berjalan sejak 1952 dan dikelola oleh AMINEF/Fulbright Indonesia, kini memiliki peluang lebih besar untuk mempererat hubungan kedua negara dan meningkatkan kapasitas pendidikan generasi muda Indonesia.

Editor: Gokli