Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Daikin Bangun Pabrik AC Skala Penuh Pertama di Indonesia, Terapkan Standar Jepang dan Komitmen Keberlanjutan
Oleh : Redaksi/Alex
Kamis | 12-12-2024 | 12:04 WIB
DAIKIN.png Honda-Batam
Karyawan melakukan proses perakitan AC di pabrik PT Daikin Industries Indonesia (DIID) di Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (12/12/2024). (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Industri manufaktur Indonesia mencatat tonggak sejarah baru dengan rampungnya pembangunan pabrik AC skala penuh pertama milik PT Daikin Industries Indonesia (DIID) di Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang.

Pabrik ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara inovasi global dan kekuatan lokal, mengintegrasikan seluruh proses produksi dari bahan baku hingga produk jadi di dalam negeri.

Pabrik yang mulai dibangun sejak Desember 2022 ini merupakan bagian dari jaringan global DAIKIN dan mengadopsi standar ketat dari Jepang. "Kami memastikan setiap tahap produksi diawasi sesuai standar DAIKIN Global untuk menghadirkan kualitas terbaik yang memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia," kata Khamhaeng Boonthavee, Presiden Direktur DIID, dalam keterangan pers, Kamis (12/12/2024).

Investasi sebesar Rp 3,3 triliun ini juga mengedepankan prinsip keberlanjutan dengan berbagai inovasi pada desain, operasional, dan teknologi. Pembangunan pabrik ini mendapat apresiasi dari Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, yang menilai langkah DAIKIN sebagai wujud sinergi positif antara sektor swasta dan pemerintah.

"Pabrik ini tidak hanya memperkuat daya saing industri lokal, tetapi juga mendorong penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang wajib untuk produk pendingin ruangan. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas produk lokal sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor," ungkapnya.

Menurut Faisol, keberadaan pabrik ini juga selaras dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar manufaktur global. Daikin menerapkan berbagai inisiatif keberlanjutan di pabrik seluas 20 hektare ini, mulai dari desain bangunan hingga operasional.

Direktur DIID, Budi Mulia, menjelaskan pabrik ini mengadopsi teknologi seperti penggunaan kaca Low-E dan isolasi atap untuk mengurangi beban panas, pemanfaatan panel surya sebagai sumber energi, hingga sistem ventilasi untuk pemulihan panas. "Kami juga mengembangkan sistem pemantauan energi yang memungkinkan efisiensi lebih baik di seluruh lini produksi," ujar Budi.

Komitmen Daikin terhadap keberlanjutan juga tercermin dalam target TKDN lebih dari 40% pada 2025. "Kami ingin memastikan bahwa keberadaan pabrik ini memberikan dampak nyata bagi industri lokal sekaligus mendukung program pemerintah," tambahnya.

Pabrik ini telah memulai produksi massal dengan kapasitas tahunan mencapai 1,5 juta unit AC rumah tangga. Produk pertama yang dihasilkan direncanakan siap diperkenalkan ke pasar pada pertengahan 2025. Selain memenuhi kebutuhan domestik, pabrik ini juga dirancang untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi AC berstandar global di kawasan Asia Tenggara.

Dengan teknologi mutakhir, komitmen pada kualitas, dan fokus keberlanjutan, Daikin optimistis pabrik ini akan menjadi katalisator bagi pertumbuhan industri pendingin udara di Indonesia. Langkah ini diharapkan menginspirasi pelaku industri lain untuk turut berkontribusi dalam membangun ekosistem manufaktur yang lebih kuat, mandiri, dan berkelanjutan.

Editor: Gokli