Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sinergi Perkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Provinsi Kepri
Oleh : Aldy Daeng
Sabtu | 30-11-2024 | 17:24 WIB
TPID-Kepri1.jpg Honda-Batam
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2024. (Foto: Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tetap terjaga di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut. Pada triwulan III 2024, ekonomi Kepri mampu tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian Nasional yang sebesar 4,95 persen (yoy), serta terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Kepri masih ditopang oleh sejumlah sektor utama, antara Iain sektor Industri Pengolahan, Konstruksi, serta Perdagangan.

Sementara itu, dari Sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kinerja Net Ekspor, Konsumsi Rumah Tangga, serta Investasi.

Demikian disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Adidoyo Prakoso, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PT BI) 2024 yang digelar di Batam pada Jumat (29/11/2024), di Hotel Radisson Batam, mewakili Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri yang mengikuti PTBI di Jakarta.

Adidoyo memaparkan, inflasi global yang cenderung berada pada tren penurunan turut tercermin pada inflasi Nasional dan Kepri yang tetap terkendali. Hingga Oktober 2024, Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kepri mengalami inflasi sebesar 0,06 persen (mtm) atau sebesar 1,17 persen (ytd). Dengan demikian, secara tahunan Provinsi Kepri mencatatkan inflasi sebesar 2,31 persen (yoy) atau masih terkendali dan berada mendekati titik tengah sasaran inflasi yakni 2,5+/-1.

Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan di seluruh Kepri juga telah memperoleh apresiasi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2024 melalui penghargaan dan nominasi TPID Award dari Presiden RI.

"Untuk itu, Bank Indonesia menyampaikan apresiasi atas sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin selama ini kepada TPID di seluruh Kepri, baik di tingkat provinsi maupun kab/kota, termasuk OPD terkait, instansi/lembaga vertikal, satgas pangan, asosiasi, pelaku usaha, serta seluruh stakeholders yang terlibat dalam pengendalian inflasi," paparnya.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi yang positif disertai dengan terjaganya inflasi tersebut turut tercermin pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kepri serta akseptansi sistem pembayaran digital. Sepanjang tahun 2024 terjadi peningkatan dari Sisi jumlah user, merchant, volume, dan nominal transaksi QRIS yang mencerminkan bagaimana preferensi masyarakat terhadap transaksi non tunai terus meningkat.

Selain itu, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) juga terus ditingkatkan, dengan delapan Pemda di Kepri berhasil mempertahankan status Digital.

Capaian ini juga memperoleh apresiasi di tingkat nasional dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Rakornas P2DD) 2024.

"Ke depan, prospek perbaikan ekonomi Nasional dan Kepri masih akan dihadapkan pada sejumlah tantangan, mulai dari ketegangan geopolitik yang belum mereda, perubahan iklim, hingga dinamika arah kebijakan ekonomi negara maju," kata Adidoyo Prakoso.

Oleh karena itu, sinergi kebijakan perlu dipererat untuk memperkokoh daya tahan perekonomian serta memperkuat transformasi ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas inflasi, yang dapat dicapai antara Iain melalui langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Mendorong hilirisasi bahan baku dan sumber daya alam yang ada di Kepri untuk memperkuat local value Chain;

(b) Mendorong keberlanjutan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui penguatan sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholders; serta

(c) Memperkuat iklim dan promosi investasi, termasuk penguatan KEK yang ada di Kepri sebagai daya tarik investor, serta perluasan dan diversifikasi pasar ekspor.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut, Bank Indonesia memproyeksikan perekonomian Kepri pada tahun 2024 dapat tumbuh pada kisaran 4,6 s.d 5,4 persen (yoy), dan optimis dapat terus meningkat pada rentang 4,9 s.d 5, 7 persen (yoy) di tahun 2025. Sementara itu, tingkat inflasi juga diprakirakan berada di dalam rentang sasaran 2,5 +/-1 persen (yoy) pada tahun 2024, dan tetap terjaga di target yang sama pada tahun 2025.

Lebih lanjut, Gubernur Kepri yang diwakili oleh oleh Asisten Il Sekretariat Daerah Provinsi Kepri menyampaikan optimisme dan harapan pertumbuhan ekonomi Kepri yang tetap tinggi dan berkelanjutan disertai tingkat inflasi yang terjaga.

Selain itu, digitalisasi sistem pembayaran dan stabilitas sistem keuangan juga diharapkan semakin meningkat baik di lingkup pemerintahan maupun masyarakat, termasuk upaya pengembangan UMKM yang juga terus dilakukan. Hal tersebut dapat dicapai melalui sinergi yang kuat antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, serta stakeholders lainnya.

Pada kesempatan yang sama, anugerah Bl Award 2024 diberikan sebagai penghargaan terhadap sinergi dengan stakeholders Bank Indonesia di tingkat pusat, dengan salah satu penerima berasal dari Kepri yakni untuk kategori Merchant QRIS Usaha Mikro dan Kecil Terbaik Wilayah Sumatera yang diberikan kepada Twenty Mart.

Adapun di tingkat Provinsi Kepri, Bank Indonesia juga menyampaikan penghargaan Gurindam Award 2024 kepada 12 pemenang sebagai bentuk apresiasi terhadap mitramitra strategis yang telah menjalin sinergi dan kolaborasi sepanjang tahun ini untuk dapat terus memperkuat pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas inflasi di wilayah Kepri.

Editor: Yudha