Mengurangi Emisi dari Ladang Padi

Mengurangi Emisi dari Ladang Padi

Oleh : dd/hc

Sabtu | 27-10-2012 | 11:36 WIB

BATAM, batamtoday - Produksi padi adalah kegiatan manusia yang menghasilkan emisi metana terbesar. Kenaikan suhu bumi dan konsentrasi emisi CO2 di atmosfer, melipatgandakan polusi metana dari produksi padi.

Kesimpulan ini terungkap dari hasil penelitian University of California, Davis, yang diterbitkan pekan ini di Jurnal Nature Climate Change.

Menurut Profesor Chris van Kessel, peneliti dari UC Davis, saat permintaan beras dunia naik seiring kenaikan jumlah penduduk, emisi metana yang dihasilkan oleh proses produksi beras juga akan terus meningkat. Beras adalah bahan pangan terbesar kedua yang diproduksi oleh penduduk bumi.

Van Kessel dan rekan-rekan peneliti lain menganalisis 63 penelitian mengenai produksi beras di Asia dan Amerika Utara dengan menggunakan teknik analisis meta data.

Semua penelitian tersebut mengukur dampak kenaikan konsentrasi CO2 di atmosfer dan suhu bumi terhadap produktifitas lahan padi dan jumlah emisi metana yang dihasilkan dalam produksi beras.

“Hasil penelitian kami menunjukkan, produksi beras akan semakin tidak ramah iklim, seiring dengan perubahan yang terjadi di atmosfer,” ujar Kees Jan van Groenigen, peneliti dari Trinity College Dublin, yang memimpin penelitian ini.

Saat konsentrasi emisi CO2 di atmosfer bertambah, data-data menunjukkan, tanaman padi akan tumbuh lebih cepat. Produktivitas ladang padi meningkat. Peningkatan produktivitas ini memompa metabolisme organisme mikroskopis yang hidup dalam tanah, di antara tanaman padi. Organisme inilah yang menghasilkan metana. Sehingga saat metabolisme organisme meningkat, polusi metana juga bertambah.

Secara keseluruhan, hasil eksperimen ini menunjukkan, saat konsentrasi CO2 di atmosfer naik, produktifitas lahan padi meningkat hingga 24,5% dan emisi metana naik sebesar 42,2% setiap satu kilo beras yang diproduksi.

Para peneliti menyatakan, solusi untuk mengurangi emisi metana dari produksi beras tersedia.

Petani bisa memerbaiki tata kelola irigasi yang memungkinkan mereka menanam padi di pertengahan musim. Beralih ke pupuk yang lebih ramah lingkungan juga berpotensi mengurangi emisi metana dari produksi padi.

Upaya lain adalah dengan menggunakan bibit yang tahan terhadap suhu tinggi serta dengan mengatur jarak panen sehingga penurunan produksi akibat kenaikan suhu bisa dihindari.

Jika semua solusi tersebut diterapkan, emisi metana dari produksi padi akan bisa ditekan. Semua langkah di atas penting untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca dan menjamin keamanan pangan penduduk dunia.

TERKINI
POPULER

Pelestarian Bahasa Daerah Harus Dimulai dari Lingkungan Keluarga

Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos Olimpiade Paris 2024

Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Ha Lahan Kritis Melalui Reboisasi 33.800 Bibit Pohon

Kembali Berulah, SPBU CODO Sagulung Dipolisikan Atas Tuduhan Penipuan

Diselamatkan dari Scammer Online di Laos, 7 PMI Tinggalkan Bandara Tanpa Koordinasi ke KBRI

Bupati Bintan Apresiasi Kreativitas Siswa dalam Event GASSA SMAN I Binut

Pertamina Dukung Penggunaan Fuel Card 5.0 Pertlite di Batam

Jokowi Teken UU Desa, Kepala Desa Dapat Uang Pensiun dan Jabatan Capai 16 Tahun

Ini Syarat dan Lokasi Pembuatan Fuel Card 5.0 Pertalite di Batam

Teuku Hamzah Hussein Terpilih Aklamasi sebagai Ketua Permasa Kepri

Listrik Diputus PLN, Warga Ruli Aniaya Guru dan Kepsek SD Yos Sudarso III Tanjunguncang

Bobol Usaha Laundry, Dua Pria Diamankan Unit Reskrim Polsek Bintan Timur

World Water Forum ke-10 Beri Ruang Generasi Muda Berperan Mitigasi Perubahan Iklim Global

KKP Galang Dukungan Internasional Perluas Kawasan Konservasi Laut

Peringati Hari Bumi Sedunia, Telkomsel Jaga Bumi Ajak Pelanggan Ciptakan 'Jejak Kebaikan'