Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia dan China Sepakati Kerja Sama Ekonomi Biru untuk Kemajuan Maritim Berkelanjutan
Oleh : Redaksi
Senin | 11-11-2024 | 10:04 WIB
RI-RRT1.jpg Honda-Batam
Penandatanganan MoU tentang Deepening Blue Economy Cooperation dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Menteri Perdagangan Tiongkok, Wang Wentao, disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing. (Foto: Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto ke Tiongkok, Indonesia resmi menjalin kemitraan strategis dengan China untuk memperkuat ekonomi biru.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Deepening Blue Economy Cooperation dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Menteri Perdagangan Tiongkok, Wang Wentao, disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing.

MoU ini menandai komitmen bersama kedua negara untuk mempercepat pemanfaatan sektor maritim secara berkelanjutan dan memperkuat inovasi di sektor kelautan.

Kemitraan Multisektoral untuk Pengembangan Maritim

Kerja sama ini mencakup berbagai sektor strategis seperti pemanfaatan energi laut terbarukan, pengelolaan perikanan dan akuakultur, pariwisata maritim, hingga industri perkapalan. MoU ini akan menjadi landasan bagi kerja sama dalam bidang hilirisasi produk kelautan, termasuk pengolahan makanan laut, biofarmasi laut, serta pengembangan transportasi dan infrastruktur kelautan.

Selain itu, MoU ini juga meliputi pengembangan energi bersih seperti fotovoltaik, tenaga angin, dan tenaga pasang surut serta jaringan transmisi antar pulau, yang berperan dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah emisi.

Penguatan Industri Maritim dan Potensi Pariwisata Bahari

Menurut Menko Airlangga, kesepakatan ini merupakan langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan dan memanfaatkan teknologi kelautan maju dari Tiongkok, yang memiliki industri perkapalan dan biofarmasi laut yang sangat berkembang.

"Kolaborasi ini juga menggarisbawahi pentingnya peran sektor maritim bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Laut adalah aset strategis kita, dan kemitraan ini akan membantu Indonesia memaksimalkan potensinya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen seperti yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo," ungkap Menko Airlangga, demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian, Sabtu (9/11/2024).

Mendorong Investasi dan Transisi Hijau

Indonesia dan China juga sepakat untuk meningkatkan investasi dalam teknologi hijau dan mempercepat transisi ke ekonomi rendah emisi melalui inovasi teknologi kelautan dan green carbon. Kerja sama ini melibatkan pemerintah daerah, sektor swasta, lembaga riset, lembaga keuangan, serta berbagai pelaku bisnis dari kedua negara. Inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat inovasi dan pertumbuhan sektor kelautan di Indonesia, mendukung target pertumbuhan ekonomi dan PDB yang berkelanjutan.

Langkah Konkret Menuju Ekonomi 8 Persen

Kemitraan dengan Tiongkok ini diharapkan dapat mendorong sektor ekonomi maritim memberikan kontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang ditargetkan mencapai 8 persen pada tahun 2028-2029. Rombongan pejabat Indonesia yang turut hadir dalam kunjungan ini antara lain Menteri Investasi dan Hilirisasi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, yang menunjukkan komitmen penuh pemerintah dalam mendukung perkembangan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Editor: Gokli