Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kebaya Kala Kini, Angkat Kebaya sebagai Identitas Perempuan Indonesia dalam Karya Sinematografi
Oleh : Alex
Jum\'at | 26-07-2024 | 08:24 WIB
2607_kebaya-kala-kini_0239238.jpg Honda-Batam
Press conference dan pemutaran perdana film pendek Kebaya Kala Kini oleh Bakti Budaya Djarum Foundation (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia telah menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional melalui Keppres No. 19 Tahun 2023. Penetapan ini dalam rangka menjaga dan melestarikan kebaya yang telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga.

Dibutuhkan upaya untuk menjaga dan melestarikan kebaya sebagai identitas nasional, tidak hanya identik dengan perayaan hari-hari tertentu. Untuk itu Bakti Budaya Djarum Foundation merilis sebuah film pendek berjudul Kebaya Kala Kini yang menggambarkan kebaya sebagai bagian dari identitas perempuan Indonesia.

Karya sinematografi yang memancarkan esensi dari kebaya sebagai simbol kehidupan dan perjalanan budaya penuh warna dan makna ini dapat disaksikan melalui YouTube Indonesia Kaya mulai 24 Juli 2024.

"Kebaya Kala Kini mengajak kita untuk mendalami kebaya yang tidak hanya memancarkan keanggunan, tetapi juga menggambarkan ketangguhan dan kelembutan perempuan Indonesia," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Kamis (25/7/2024).

Kebaya juga merupakan identitas bangsa yang mempersatukan segala kelas sosial dan lintas batas wilayah yang tersebar di seluruh Nusantara dengan berbagai variasi.

"Semoga Kebaya Kala Kini dapat menginspirasi kita untuk menjadikan kebaya sebagai bagian dalam aktivitas sehari-hari. Dengan demikian akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi seluruh penjual kebaya dan kain Nusantara, termasuk ekosistemnya seperti fashion designer, penjahit, pembatik, dan pelaku industri kreatif terkait lainnya," harap Adrian.

"Melalui kebaya, kita tidak hanya merayakan keindahan dan keunikan budaya, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekonomi bagi para pengrajin dan pelaku usaha di seluruh Indonesia," tambahnya.

Film pendek ini mengajak penonton untuk membayangkan kebaya sebagai entitas yang hidup, berkembang seiring waktu, dan menyatu dengan perjalanan hidup perempuan Indonesia. Karya ini lahir dari imajinasi seorang perempuan yang menelusuri sudut pandang kebaya sebagai sesuatu yang hidup dan dinamis. Kebaya tidak hanya berfungsi sebagai busana, tetapi sebagai representasi perjalanan dan transformasi perempuan itu sendiri.

"Jika kebaya bisa berbicara, cerita apa yang akan ia ceritakan? Film ini menggambarkan bagaimana kebaya, seiring waktu, beradaptasi dengan setiap generasi perempuan yang memakainya. Kebaya menjadi saksi perjalanan hidup perempuan, dari masa muda hingga dewasa, mencerminkan kebijaksanaan dan keindahan yang berkembang seiring bertambahnya usia. Dalam perjalanan ini, kebaya menemukan makna baru dan iterasi dari jati dirinya yang selalu relevan dengan setiap zaman," ujar Bramsky, sutradara.

Film pendek ini menyoroti bagaimana kebaya mengikuti perubahan zaman, sejalan dengan perjalanan hidup perempuan, menggarisbawahi hubungan tak terpisahkan antara kebaya dan identitas perempuan Indonesia. Kebaya Kala Kini menghadirkan para perempuan bertalenta Indonesia dari berbagai bidang seni, Dian Sastrowardoyo dan Putri Marino sebagai pelaku seni peran, ada Syandria Kameron sebagai penari Bali dan Woro Mustiko sebagai penyanyi keroncong.

Putri Marino mengungkapkan, dalam dunia seni peran, kebaya bukan hanya sekadar busana. Ia adalah karakter yang menyiratkan cerita dan emosi yang mendalam, memberikan dimensi baru pada peran yang dimainkan.

"Seperti aktor yang mendalami karakter, kebaya memperkaya setiap adegan dengan keanggunan dan keunikan desainnya yang memberikan kedalaman visual dan emosional, memperkaya setiap peran dengan nuansa sejarah dan budaya. Dalam panggung seni peran, kebaya menjadi saksi bisu dari perjalanan dan transformasi karakter, memperlihatkan betapa pentingnya estetika budaya dalam menyampaikan kisah yang abadi," ujarnya.

Kebaya menjadi simbol penghormatan yang abadi antara perempuan Indonesia dan warisan budaya mereka, mencerminkan perjalanan dan transformasi yang terus berkembang seiring waktu. "Semoga karya ini menjadi pengingat akan kekuatan dan keindahan kebaya yang terus menghidupi dan menginspirasi. Selamat Hari Kebaya Nasional," tutup Renitasari.

Editor: Gokli