Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bisnis Pengadaan Buku LKS

Dua Kepala Sekolah SDN Mengaku Dapat Fee dari Distributor
Oleh : kli/dd
Rabu | 10-10-2012 | 13:45 WIB
lks.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Terkait bisnis pengadaan buku lembar kerja siswa (LKS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Batam, dua kepala sekolah mengaku mendapat fee dari pihak distributor. Ada yang 20% dari total harga jual dan ada yang Rp 2.500 per satu buku.


Rabu (10/10/2012), beberapa SDN di Batam yang didatangi batamtoday terkait LKS, hanya dua kepala sekolah yang mau memberikan penjelasan. Selebihnya memilih tak mau bertemu dengan wartawan.

Anwar, kepala sekolah SDN 005 Seibeduk saat dikonfirmasi batamtoday mengaku hanya mendapat fee 20% dari pihak distributor. Sementara, harga jual distributor dengan harga yang mereka distribusikan kepada siswa siswi sama yakni Rp10 ribu. Padahal, penetapan harga Rp10 ribu per buku LKS untuk tingkat SD ditetapkan melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) tingkat kecamatan.

"Harganya sama saja, Rp 10 ribu dari distributor, segitu juga yang kami distribusikan kepada siswa. Namun, dari total harga sekolah dapat fee 20%. Saya tak perlu munafik lah memang hal itu ada," katanya kepada batamtoday di ruang dewan guru.

Saat ini, kata Anwar di SDN 005 Seibeduk tujuh mata pelajaran menggunakan LKS. Dengan jumlah siswa lebih dari seribu orang, pihak sekolah pastinya meaup untung yang sangat banyak. Dengan fee 20% persen tersebut, pihak SDN 005 Seibeduk hanya membayarkan Rp8.000 per buku LKS kepada distributor dan sisanya yakni Rp2.000 merupakan keuntungan pihak sekolah per satu buku LKS.

"Dari total penjualan itu kami dapat fee 20%. Kalau jumlah LKS yang kami masukkan pastinya lebih dari seribu buku, kalikan saja dengan jumlah siswa," katanya dan tak mau menyebutkan berapa jumlah pasti buku LKS yang mereka jual di sekolah tersebut.

Di lain tempat, Kepala Sekolah SDN 004, Tamrin yang juga didatangi batamtoday mengatakan harga yang ditawarkan oleh pihak distributor sekitar Rp 7.500 per buku LKS. Sementara, harga yang mereka jual kepada siswa Rp10 ribu. Artinya pihak sekolah memperoleh untung Rp 2.500 per satu buku LKS.

"Sekolah kami tak dapat fee, hanya saja harga dari distributor sekitar Rp 7.500, sementara kami jual kepada siswa Rp 10 ribu berdasarkan kesepakatan dalam K3S Kecamatan Seibeduk," paparnya.

Untuk SDN 004 Seibeduk, kata Tamrin ada 10 mata pelajaran yang menggunakan LKS. Sementara, jumlah siswa di sekolah itu mencapai seribu. Dengan data itu, pihak SDN004 juga memperoleh keuntungan yang sangat besar dari hasil penjualan buku LKS.

"Ada 10 mata pelajaran yang menggunakan LKS di sekolah ini. Kalau jumlah LKS yang kami masukkan lebih dari seribu berdasarkan jumlah siswa pastinya," terang Tamrin juga tak mau menyebut berapa ribu buku LKS yang mereka masukkan ke SDN 004 Seibeduk.

Terkait pengadaan LKS yang berbeda di setiap sekolah, kata Tamrin merupakan kebijakan sekolah dan mengenai harga jual yang sama kepada setiap siswa yakni Rp10 ribu per buku LKS merupakan kesepakatan semua kepala sekolah dalam K3S.

"Pengadaan LKS ini kebijakan sekolah masing-masing. Tapi harga jual ditetapkan bersama," tutupnya.