Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Buka Ruang Kolaborasi Atasi Persoalan Air Global
Oleh : Redaksi
Jumat | 24-05-2024 | 10:44 WIB
Endra-S.jpg Honda-Batam
Endra S Atmawidjaja dalam konferensi pers bertajuk 'Menjawab Tantangan Air' di Media Center, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kamis (23/5/24). (Ist)

BATAMTODAY.COM, Badung - Pemerintah Indonesia membuka ruang kolaborasi dengan berbagai negara untuk mengatasi berbagai tantangan pengelolaan air di dunia.

Langkah kolaborasi tersebut diimplementasikan dalam sejumlah inisiasi di World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 18 - 25 Mei 2024.

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Wakil Ketua Sekretariat I Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, Endra S Atmawidjaja, mengatakan bahwa inisiasi tersebut telah disepakati dalam Deklarasi Menteri atau Ministerial Declarationyang diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan aksi nyata oleh negara-negara di dunia.

"Pertama, contohnya terkait dengan Integrated Water Resources Management (IWRM)untuk pulau-pulau kecil. Isu ini relevan kita angkat dalam Bandung Spirit Water Summit di mana berbagai tantangan ini bisa dijawab dengan kerja sama dengan negara-negara lain. Kemudian ada pembentukan Global Water Fund yang menandakan bahwa kita tidak bisa menyelesaikan masalah air dengan mengandalkan satu negara saja, melainkan dengan menghadirkan kolaborasi," kata Endra dalam konferensi pers bertajuk 'Menjawab Tantangan Air' di Media Center, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kamis (23/5/24).

Selanjutnya, katanya, Pemerintah Indonesia menyepakati pendirian Centre of Excellence on Water and Climate Resiliencedengan tujuan menghadapi masalah tata kelola air akibat perubahan iklim. Terkait hal itu, Indonesia akan menyasar penguatan kerja sama Selatan-Selatan atau South-South Cooperation (SSC).

"Centre of Excellence(COE) ini adalah jawaban dari tantangan iklim yang kita hadapi sekarang di dunia," ujar Endra.

Selain itu, Indonesia mendorong penetapan Hari Danau Dunia yang dilatarbelakangi oleh kondisi danau-danau di dunia, termasuk Indonesia, yang sudah dalam kategori kritis. Danau yang memiliki fungsi sebagai tampungan air ini perlu dijaga agar ketersediaan air bagi seluruh masyarakat dunia terpenuhi.

"Penetapan Hari Danau Dunia menjadi isu di berbagai negara karena danau sebagai tampungan air adalah ekosistem unik yang bisa memastikan terjaganya ketahanan air. Kita ingin menjaga danau dengan lebih berkelanjutan," kata Endra.

Tidak hanya melakukan sejumlah inisiasi dengan menggandeng negara lain dalam World Water Forum ke-10, Pemerintah Indonesia juga membuka ruang kolaborasi dengan pihak swasta untuk menjawab tantangan pengelolaan air di dunia. Hal ini dikarenakan kontribusi pihak swasta memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung aksesibilitas dan ketersediaan air minum yang layak bagi masyarakat.

VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, saat yang sama mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen dalam mendukung program pemerintah untuk menanggulangi permasalahan air dan mempercepat pencapaian target ketersedian air minum layak dan aman.

"Kami telah mengimplementasikan kebijakan yang berfokus pada tiga pilar utama yaitu melindungi sumber daya air dan lingkungan, mendorong sirkularitas air dalam sistem produksi, serta menyediakan akses air bersih dan sanitasi melalui program WASH (Akses Air, Sanitasi dan Hidrasi)," ujarnya.

Program WASH merupakan program kolaborasi multisektor yang bertujuan meningkatkan akses air bersih di sejumlah wilayah yang memiliki keterbatasan akses air bersih. Hingga saat ini, program WASH telah menyediakan akses kepada air bersih bagi lebih dari 500.000 orang.

Editor: Gokli