Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KJRI Ho Chi Minh City Bantu Repatriasi 10 ABK WNI dari Vietnam
Oleh : Redaksi
Sabtu | 02-03-2024 | 15:04 WIB
10-ABK-WNI.jpg Honda-Batam
Proses pemulangan 10 ABK WNI dari Vietnam, korban kapal karam (Kapal MV Samudra Indah II) berbendera Malaysia pada 29 Januari 2024 lalu. (Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Ho Chi Minh City - Sebanyak 10 Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tenggelamnya Kapal MV Samudra Indah II berbendera Malaysia pada 29 Januari 2024 lalu, telah berhasil dipulangkan ke Indonesia melalui bantuan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Ho Chi Minh City pada Jumat (01/03/2024).

Kapal tersebut mengalami musibah di Perairan Can Dao, Vietnam bagian Selatan, akibat hantaman ombak besar dalam cuaca buruk. Akibatnya, kapal mengalami kebocoran yang mengakibatkan para ABK terpaksa melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.

Para awak kapal terdiri dari 13 WNI, 1 warga Malaysia dan 1 warga Kamboja terpaksa melompat ke laut guna menyelamatkan diri pada sekitar pukul 11 malam saat kejadian itu. Para ABK yang berhasil diselamatkan menghabiskan lebih dari 17 jam mengapung di laut sebelum ditemukan oleh seorang kapal nelayan Vietnam, yang kemudian memberitahu Coast Guard Maritim Vietnam untuk melakukan penyelamatan. Meskipun upaya pencarian dilakukan oleh Maritim Coast Guard Vietnam dan Badan SAR Nasional (BASARNAS) Indonesia, namun belum berhasil menemukan tiga ABK yang masih hilang.

"KJRI Ho Chi Minh City bekerja sama dengan pihak berwenang Vietnam serta Pemerintah Pusat Indonesia, melakukan upaya untuk menyelamatkan dan merawat para ABK yang selamat. Setelah sebulan di Con Dao dan Vung Tau, para ABK akhirnya dipulangkan ke Indonesia melalui penerbangan langsung dari Ho Chi Minh City ke Jakarta pada 1 Maret 2024," tulis Kemlu, dalam laman resminya.

Dalam seremoni serah terima para ABK dari Otoritas Vietnam kepada KJRI Ho Chi Minh City, para ABK berbagi kisah pengalaman mereka selama insiden tersebut. Mereka bersyukur atas bantuan dan perlindungan yang diberikan oleh pihak berwenang setempat dan KJRI Ho Chi Minh City.

Meskipun ada kesedihan karena tiga ABK yang masih hilang, harapan dan doa tetap diungkapkan agar mereka segera ditemukan. Kejadian ini juga menjadi momentum bagi kerja sama antarinstansi dan antarnegara dalam penanganan darurat maritim, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan di laut.

Seremoni tersebut juga menjadi ajang untuk mempererat persahabatan antara para ABK dengan petugas di shelter yang mereka tempati selama penanganan pasca-insiden. Kerja sama lintas negara dan kesadaran akan keselamatan maritim diharapkan akan terus ditingkatkan untuk melindungi warga negara di laut.

Editor: Gokli