Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

25-30 Persen Korban Berasal dari Indonesia

Warga Singapura Tertipu Bisnis Berkedok Investasi Emas
Oleh : Redaksi/M
Jum'at | 28-09-2012 | 10:24 WIB
genneva.jpg Honda-Batam
Emas batangan yang dijual Genneva, foto:CyberitaAsia

SINGAPURA, batamtoday - Mimpi bisa menggandakan kekayaan melalui bisnis mudah memang cukup menggiurkan. Bagi warga Singapura, investasi riil dengan jalan jual-beli emas memang populer. Tapi siapa sangka, perusahaan yang mengelola investasi mereka gagal membayarkan kewajibannya, hingga kasus ini dilaporkan ke Kepolisian setempat.


Adalah Genneva Pte Ltd, sebuah perusahaan jual-beli emas yang tidak memiliki lisensi dari Bank Central, yang menjadi biang-keladi di balik kerugian jutaan dolar tersebut. 

Sejak diperkenalkan pada 2008 lalu, Genneva telah berhasil menarik 10 ribu pelanggan di Singapura dan diperkirakan 25 hingga 30 persen diantaranya adalah pelanggan dari Indonesia. 

"Beberapa pelanggan, termasuk mereka yang telah menginvestasikan hingga S$ 1 juta, telah membuat laporan polisi dan menggugat perusahaan itu," tulis media Singapura, CyberitaAsia, Jum'at(28/9/2012).

Modusnya, Genneva menawarkan investasi yang sangat menguntungkan. Pelanggan dapat membeli emas batangan dengan harga yang sudah ditetapkan. Kemudian, Genneva akan memberikan diskon sebesar 2 persen dari harga emas yang dibayarkan setiap bulan selama kontrak berjalan. Sehingga pelanggan akan mendapat dana segar senilai 2 persen dari total ivestasi mereka. 

Saat memasuki 90 hari kerja, pihak Genneva memberikan tawaran kepada pelanggan, apakah mereka menjual kembali emas itu atau memperpanjang kontrak lagi.

Jika ditilik lebih jauh, sebenarnya harga emas yang ditawarkan Genneva jauh lebih tinggi dari harga normal. Sebagai contoh, pada periode Agustus 2012 lalu, harga emas yang ditawarkan perusahaan investasi "bodong" ini adalah S$ 96.000 per kilo atau S$ 96 per gram. Padahal pada periode yang sama, Bank resmi pemerintah, UOB, yang menyediakan layanan investasi emas, menjual emas pada harga $S74,500 per kilo.
 
Salah seorang pelanggan Genneva, sebut saja Marian (bukan nama sebenarnya), mengaku ingin menjual emasnya yang dibeli dari Genneva sebesar S$50 ribu sesuai dengan tanggal kontrak yang tertera pada perjanjian awal investasinya. Namun pihak Genneva justru menolak untuk membeli kembali emas tersebut sesuai dengan janji yang tertuang dalam kontraknya. 

"Saya sudah tanya mereka (Genneva.red) sebanyak empat kali, tapi jawabannya masih sama. Katanya perusahaan tidak ada duit untuk membayar kami. Kemudian mereka memberikan voucher untuk saya dapatkan duit itu pada tanggal yang ditetapkan. Lagi-lagi, voucher itu ternyata tidak bisa dicairkan," katanya. 

Sementara itu, salah seorang korban lainnya mengaku telah membeli emas seharga S$300 ribu, dan mendapat perlakuan yang sama.

"Agen saya berkata setelah periode berakhir, saya bisa jual balik emas itu dan mendapat uang saya sebesar S$ 300.000. Sejauh ini, saya hanya dapat S$ 12.000. Agen saya memberikan berbagai alasan dan mengatakan perusahaan tidak memiliki uang untuk membayar saya,'' katanya.

lantaran kesal, Ia dan sepuluh rekanya lantas melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Singapura. 

Dari keterangan polisi, diperkirakan korban investasi berkedok jual-beli emas ini cukup banyak. 

Otoritas keuangan Singapura (MAS) melalui pernyataan resminya mengungkapkan, Genneva merupakan perusahaan yang tidak mendapat lisensi atau dikendalikan oleh Bank Central. Sehingga sangat rawan terjadi penyimpangan. Karena itu, lembaga ini menghimbau warga Singapura untuk tidak memilih investasi di perusahaan yang tidak aman.

"MAS sangat menganjurkan pelanggan yang mendapatkan layanan keuangan agar berurusan dengan pihak yang diatur oleh bank sentral itu saja. Jika mereka memilih berurusan dengan pihak yang tidak dikontrol oleh MAS, mereka melepaskan perlindungan yang diberikan di bawah hukum yang diatur MAS,'' kata jurubicara MAS.

Dari pantauan CyberitaAsia, tadi malam, Kamis(27/9/2012) sekitar 200-an orang mendatangi kantor Genneva di Orchard Towers. Mereka adalah agen-agen yang selama ini merasa tertipu.