Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Dorong Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum ke-10
Oleh : Redaksi
Selasa | 06-02-2024 | 11:20 WIB
0602_Global-Water-Fund_09349848.jpg Honda-Batam
Workshop ke-4 terkait pembiayaan air berkelanjutan bertajuk 'Designing Global Water Fund Establishment' di Danareksa Tower, Jakarta, Senin (05/02/2024). (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dalam rangka Road to the 10th World Water Forum 2024, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan workshop ke-4 terkait pembiayaan air berkelanjutan bertajuk 'Designing Global Water Fund Establishment' di Danareksa Tower, Jakarta, Senin (05/02/2024).

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan PUPR sekaligus Koordinator Subtema Pembiayaan Air Berkelanjutan World Water Forum ke-10, Herry Trisaputra Zuna, dalam paparannya menekankan pentingnya pendirian Global Water Fund dalam upaya merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) 6 yaitu pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua pada tahun 2030.

"Saat ini, terdapat 2,2 miliar masyarakat di dunia yang tidak dapat mengakses air bersih. Global Water Fund yang diproyeksikan untuk kebutuhan infrastruktur air, mitigasi krisis atau bencana terkait air, adaptasi perubahan iklim serta mekanisme pemantauan, akan menjadi langkah nyata mengatasi masalah air dunia," ujar Herry.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah membentuk Indonesian Water Fund (IWF) untuk mendorong investasi dan penyediaan air bersih di seluruh Indonesia. "IWF diperkirakan akan mengoperasikan pendanaan hingga 1 milyar USD untuk proyek air bersih," tambahnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR dan Kepala Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10, Muhammad Zainal Fatah, mengatakan bahwa hasil diskusi terkait pembiayaan air berkelanjutan dan inisiasi Global Water Fund akan menjadi concept note yang akan dibawa dan dielaborasikan pada World Water Forum ke-10 di Bali, 18-25 Mei 2024.

Terkait upaya merancang arsitektur pembiayaan air dalam kerangka Global Water Fund, Direktur Pusat Pendanaan Iklim dan Kebijakan Multilateral, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Boby Wahyu Hernawan, mengatakan pentingnya belajar dari pengalaman Pandemic Fund dan Green Climate Fund.

"Merespons ancaman krisis air dengan pembangunan arsitektur pembiayaan global adalah langkah preventif yang tepat. Kesiapan dan mawas diri adalah kunci. Pandemi mengajarkan kita bahwa biaya atas ketidaksiapan akan jauh lebih tinggi," katanya.

Pembiayaan air berkelanjutan tentu membutuhkan dukungan negara-negara maju dan kelompok-kelompok filantropis untuk memberikan dukungan secara jangka panjang. World Bank Global Lead for Water and Finance Jason Zhengrong Lu mengatakan, "Selain adanya kebutuhan untuk meningkatkan taraf ekonomi negara-negara yang membutuhkan, diperlukan juga komitmen jangka panjang dari negara donor dan filantropi agar pembiayaan air dapat berkelanjutan."

Turut hadir sebagai pembicara, Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral, Kementerian Keuangan Boby Wahyu Hernawan, World Bank Global Lead for Water and Finance Jason Zhengrong Lu, Presiden Direktur PT Danareksa Yadi Jaya Ruchandi, CEO Moya Indonesia Holdings Mohamad Selim, serta ESG, Government and Infrastructure Leader, PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia Julian Smith.

Acara ini juga dihadiri Staf Khusus Menteri PUPR Firdaus Ali, Wakil Ketua Bidang I: Program dan Sesi World Water Forum ke-10 Arie Setiadi, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Nani Hendiarti, Perwakilan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), serta jajaran Kementerian/Lembaga lainnya.

Editor: Gokli