Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kementerian BUMN Jamin Beras Bulog Sudah Tidak Ada Kutunya Lagi
Oleh : Redaksi
Minggu | 31-12-2023 | 15:32 WIB
beras-bulog-b1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi (Foto: istimewa)

BATAMTIODAY.COM, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengklaim kini sudah tidak ada lagi kutu di beras Bulog.

Hal tersebut ia sampaikan saat mengecek stok dan kualitas beras di Gudang Bulog Sunter, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (30/12/2023).

Tiko, sapaan akrabnya, memastikan beras yang disalurkan Bulog baik itu bantuan pangan dan beras operasi pasar melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP) berkualitas baik.

"Dulu kan masih ada komplain seolah-olah beras Bulog banyak beras pecah, kutu, itu enggak ada lagi. SPHP berasnya itu tidak beda dengan beras premium," ucap Tiko.

Menurutnya, masyarakat pun bisa mengecek sendiri apakah beras bantuan pangan terdapat kutu atau tidak.

Tiko juga mengatakan stok beras yang ada di Bulog dalam posisi aman dan cukup untuk kebutuhan akhir tahun sampai semester I 2024.

Pasalnya, masih akan ada beras impor yang masuk di awal 2024. Selain itu, masih ada juga penugasan impor 2 juta ton.

"Untuk 2024 sudah ditugaskan untuk impor 2 juta ton, dan ini sudah mulai pak Dirut mencari sumber-sumbernya," ucap Tiko.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi menuturkan realisasi impor tahun ini untuk yang 2 juta ton telah selesai, kemudian tambahan 1,5 juta ton sudah terkontrak sebanyak 1 juta ton.

"Ini belum ganti tahun tetapi penugasannya sudah selesai semua, jadi ini sudah sangat baik. Penugasan Badan Pangan Nasional untuk tahun 2024 itu sebesar 2 juta ton juga sudah disampaikan," terang dia.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi juga memastikan kecukupan beras Bulog untuk akhir tahun dan awal 2024.

"Jadi, Insyaallah untuk pangan kita bisa cukup yakin bahwa persiapannya sudah cukup matang paling tidak sampai dengan semester I itu sudah tersedia semuanya," ujarnya.

Sebelumnya, seorang warga DKI Jakarta bernama Alexander Matius mengeluhkan kualitas beras yang dia dapat dari program bantuan sosial (bansos) untuk penanganan Covid-19 tidak wajar karena terdapat kutu.

Keluhan tersebut pertama kali ia ungkapkan pada akun Twitter @alexandermatius, Senin (8/12/2023) lalu.

"Beras bansos kayak gimana? Nih kayak gini. Gak kecampur apapun, warnanya beda. Tiap hari juga harus dijemur buat ngilangin kutunya," cuit Alexander.

"Udah emang keparat itu yang korupsiin bansos. Mau satu orang atau satu organisasi ikutan, yang terlibat sama yang restuin, emang bukan manusia," lanjutnya.

Alexander tidak bisa memastikan sumber beras apakah dari bantuan pemerintah pusat atau pemerintah provinsi DKI Jakarta. Ia menyatakan beras itu merupakan bantuan yang diterima ibunya yang berdomisili di Jakarta Pusat, sekitar akhir tahun lalu.

"Nah, itu pastinya lupa [sumber bantuan] karena berasnya kecampur-campur. Ibu saya yang handle. Ketika bantuan itu disalurkan, Ibu saya orang pertama tahu, kemudian Ibu saya simpan. Dan jadinya sudah tercampur. Ketika sudah dapat, ya, langsung ditaruh," imbuhnya.

Beras tersebut, tutur Alexander, disimpan di lemari untuk beberapa waktu lamanya. Ketika hendak dimasak, terang dia, terdapat kutu pada beras sehingga harus dijemur terlebih dahulu.

"Kemarin kebetulan baru pertama dapat beras yang lumayan trouble. Sebelum-sebelumnya kita makan beras bansos juga tapi saya enggak terlalu merhatiin yang signifikan itu. Kalau yang kemarin itu memang harus dikeluarin karena ada kutu, dijemur dan segala macemnya," tandasnya.

Sumber: CNN Indonesia

Editor: Dardani