Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Turki Siap Deklarasikan Israel sebagai Penjahat Perang
Oleh : Redaksi
Minggu | 29-10-2023 | 16:32 WIB
erdogan_b.jpg Honda-Batam
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya bakal mendeklarasikan Israel sebagai penjahat perang kepada dunia.

Ini tak lepas dari tindakan Israel yang terus menggempur wilayah Jalur Gaza hingga menewaskan ribuan rakyat Palestina, termasuk anak-anak.

Erdogan juga menyebut serangan Israel ke Jalur Gaza yang telah memakan korban jiwa ribuan orang termasuk anak-anak, sebagai tindakan barbar.

Hal tersebut disampaikan Erdogan saat berpidato dalam "Pertemuan Besar Palestina," sebuah demonstrasi pro-Palestina di Istanbul, Sabtu (28/10/2023).

"Israel, kami juga akan menyatakan Anda sebagai penjahat perang kepada dunia, kami sedang mempersiapkannya, dan kami akan memperkenalkan Israel kepada dunia sebagai penjahat perang," kata Erdogan, mengutip Anadolu, Minggu (29/1/2023).

Erdogan menekankan bahwa dunia Barat mengerahkan para politisi dan media untuk melegitimasi pembantaian terhadap orang-orang tak berdosa di Gaza, dan menambahkan bahwa "Israel melakukan kejahatan perang" dan "penjajah".

Erdogan juga menyindir pihak-pihak yang meneteskan air mata ketika warga sipil terbunuh dalam perang Ukraina-Rusia, tapi hanya diam saat menyaksikan ribuan anak-anak tak berdosa di Gaza tewas.

"Saya bertanya kepada Barat, apakah Anda ingin menciptakan suasana Perang Salib yang lain?" tanyanya, dan menambahkan "Pelaku utama di balik pembantaian yang terjadi di Gaza adalah Barat."

"Tentu saja, setiap negara memiliki hak untuk membela diri, tetapi di manakah keadilan? Tidak ada pembelaan selain pembantaian terbuka dan kejam yang terjadi di Gaza."

Dalam kesempatan itu, Erdogan mengaku salut dengan "tekad rakyat Gaza" untuk tidak meninggalkan rumah dan kota mereka dalam menghadapi bombardir penjajah.

Dalam kesempatan itu, Erdogan juga menyoroti Majelis Umum PBB memberikan suara yang mendukung resolusi dan menyerukan 'gencatan senjata kemanusiaan' di Gaza. Menurut Erdogan ini merupakan bukti bahwa Israel ditakdirkan untuk ditinggalkan sendirian.

Majelis Umum PBB pada hari Jumat menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan yang berkelanjutan" di Gaza.

Keputusan diambil dengan mengantongi 120 suara mendukung dari anggota. Sementara itu, 45 suara abstain, dan 14 suara menolak, termasuk Israel dan Amerika Serikat yang mengkritik resolusi itu tak menyinggung serangan Hamas pada 7 Oktober.

Tarik Diplomat

Sementara itu, Israel menarik diplomat mereka yang bertugas di Turki. Hal ini dilakukan sebagai tindakan keamanan yang dilakukan Israel setelah terlibat perang dengan Palestina.

Sebelumnya Israel hanya menyarankan agar warganya yang menetap atau sedang berada di Turki untuk segera keluar dari negara itu. Kini mereka langsung menarik diplomatnya yang berada di Turki.

"Ini adalah tindakan sementara. Seharusnya tindakan ini sifatnya jangka pendek," kata seorang sumber yang enggan disebut namanya, melansir AFP.

Pada Rabu, konsulat Israel yang berada di Istanbul memberi pernyataan perihal permintaan agar warga Israel meninggalkan Turki.

Menurutnya hal ini dilakukan demi keamanan warganya mengingat 'ancaman teroris' diklaim semakin meningkat terhadap warga Israel di luar negeri.

Juru bicara konsulat menyebut tingkat kewaspadaan terhadap teroris ini bahkan telah ada di peringkat empat. Tingkat empat merupakan tingkat tertinggi dalam permasalahan terorisme.

Pada Selasa malam, setelah serangan mematikan di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza, pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar konsulat Istanbul dan kedutaan besar di Ankara. Puluhan orang terluka dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di luar konsulat.

Meskipun Israel dan Palestina saling tuduh atas bencana tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menyalahkan Israel dengan banyak negara Arab, sehingga memperburuk hubungan diplomatik.

Konflik Israel-Palestina tak terelakkan usai kelompok militan Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu. Serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 229 orang.

Sebagai balasan, Israel memborbadir wilayah Gaza dalam dua pekan terakhir. Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 7.703 orang, sebagian besar adalah warga sipil dan banyak di antaranya adalah anak-anak.

Editor: Surya