Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Korban Tewas Serangan Hamas di Israel Bertambah Jadi 300 Jiwa, 750 Dilaporkan Hilang
Oleh : Redaksi
Minggu | 08-10-2023 | 16:04 WIB
serangan_hamas_b.jpg Honda-Batam
Seorang pria berlari di jalan saat api berkobar setelah roket diluncurkan dari Jalur Gaza, di Ashkelon, Israel 7 Oktober 2023 (Foto: Reuters)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Jumlah korban tewas di Israel imbas serangan militan Palestina, Hamas, bertambah menjadi 300 jiwa. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat Israel pada Minggu (8/10/2023) pagi waktu setempat.

Sebelumnya pada Sabtu (7/10/2023) sebanyak 40 korban dilaporkan tewas di Israel akibat serangan tersebut.

Seperti dilaporkan CNN mengutip media lokal setempat juga melaporkan lebih dari 1.500 orang lainnya mengalami luka-luka.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Hamas mengeluarkan serangan mendadak ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023). Israel pun melakukan serangan balasan.

Di Palestina sendiri, sebanyak 232 korban dinyatakan tewas. Sementara sebanyak 1.697 lainnya mengalami luka-luka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya tengah berperang dengan militer Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

Netanyahu memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan dan berjanji bahwa Hamas akan menerima akibat dari apa yang dilakukannya saat ini.

Sementara itu, Pemerintah Palestina merespons serangan tersebut dengan menyebutnya sebagai bentuk kekecewaan akibat ketidakadilan yang dialami warga.

"Berlanjutnya ketidakadilan dan penindasan yang menimpa rakyat Palestina menjadi asalan di balik situasi yang eksplosif ini," ujar Kementerian Luar Negeri Palestina.

750 Dilaporkan Hilang

Sementara itu, Setidaknya 750 warga Israel dilaporkan hilang pasca operasi serangan dan infiltrasi Hamas ke beberapa kota negara tersebut yang berada di dekat perbatasan Jalur Gaza.

Hamas sebelumnya sudah mengakui bahwa mereka menyandera sejumlah tentara dan warga Israel, kemudian membawanya ke Gaza.

"Menurut laporan tidak resmi, sekitar 750 warga Israel saat ini hilang,” kata Jerusalem Post lewat akun X resminya, Minggu (8/10/2023).

Belum ada keterangan resmi, baik dari Israel maupun Hamas, tentang berapa banyak warga Israel yang telah dijadikan sandera.

Pasca serangan serta infiltrasi Hamas pada Sabtu lalu yang menewaskan sedikitnya 300 warga Israel dan melukai lebih dari 1.500 lainnya, Israel melancarkan aksi balasan ke Jalur Gaza.

Israel mengatakan, mereka mengebom sekitar 426 saasaran di Jalur Gaza. Rumah kepala departemen intelijen Hamas menjadi salah satu target serangan udara Israel.

"Kami membunuh ratusan orang dan menangkap puluhan anggota Hamas," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan, serangan Israel ke Jalur Gaza telah membunuh setidaknya 313 orang. “Korban tewas akibat perang Israel yang menghancurkan di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 313 sejak kemarin pagi, dengan lebih dari 1.990 lainnya terluka,” ungkap WAFA dalam laporannya pada Ahad, mengutip sumber-sumber medis.

Serangan di Perbatasan

Secara terpisah, saat Israel sedang menempatkan fokusnya ke Jalur Gaza, kelompok Hizbullah melancarkan serangan artileri terhadap pos militer Israel di wilayah Perkebunan Shebaa yang terletak di perbatasan Lebanon-Israel, Minggu.

"Kami menargetkan situs radar Zibdin dan Ruwaisat Al-Alam dengan misil," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi serangan artileri yang dilancarkan Hizbullah. IDF mengungkapkan, mortir ditembakkan dari Lebanon menuju Israel Utara yang menghantam situs militer Israel di Perkebunan Shebaa.

"Artileri IDF saat ini menyerang wilayah di Lebanon tempat penembakan dilakukan. IDF telah mengambil langkah-langkah persiapan untuk kemungkinan seperti ini dan akan terus beroperasi di semua wilayah dan kapan saja diperlukan untuk menjamin keselamatan warga sipil Israel," kata IDF.

Menurut koresponden Al Arabiya, tak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat serangan Israel ke wilayah Lebanon. Saat ini Israel dilaporkan telah meminta penutupan fasilitas wisata di perbatasan dengan Lebanon.

Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat.

Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan.

Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa.

Editor: Surya