Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Produksi Migas Setara 2,45 Juta Barel Per Hari
Oleh : Andri Arianto
Kamis | 24-02-2011 | 16:05 WIB

Jakarta, batamtoday – Produksi minyak dan gas bumi per 22 Februari 2011 mencapai 2,45 juta barel ekuivalen minyak per hari. Angka ini melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar 2,364 juta barel per hari.

Menurut Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS), Elan Biantoro, rata-rata produksi gas mencapai 8.662 juta kaki kubik per hari, sementara produksi minyak sebesar 905 ribu barel per hari. “Turunnya produksi minyak tertolong kinerja gas,” kata Elan dalam keterangan persnya kepada batamtoday, Kamis 24 Februari 2011.

Dia mengakui, produksi minyak mengalami banyak kendala. Setidaknya terjadi 105 kejadian yang menyebabkan kehilangan potensi produksi, seperti penghentian produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown), masalah penerima produksi (off taker), dan keterlambatan proyek. “Potensi kehilangan produksi mencapai 37,85 ribu barel per hari,” kata dia.

Unplanned shutdown karena kejadian alam, seperti hujan, petir, gelombang tinggi, dan banjir menjadi penyumbang terbesar dengan potensi kehilangan produksi lebih dari 10 ribu barel per hari. Belum lagi kerusakan fasilitas produksi yang menyebabkan berhentinya operasi dengan potensi kehilangan lebih dari 8.000 barel per hari.

Beberapa hambatan lain yang tidak tercatat sebagai kehilangan produksi, namun berkontribusi terhadap pencapaian produksi juga terjadi. Misalnya saja, tumpang tindih lahan yang berdampak pada pengunduran jadwal pemboran sumur pengembangan yang terjadi di beberapa kontraktor, seperti Chevron Pacific Indonesia, Petrochina Jabung, Pertamina EP, dan JOB Talisman Jambi Merang. Contohnya, Chevron tidak dapat melaksanakan pemboran 50 sumur pengembangan di Lapangan Minas, Riau karena masalah pembebasan lokasi.

“Kami terus melakukan monitoring ketat agar kendala-kendala yang dihadapi kontraktor di lapangan dapat segera diselesaikan,” kata Elan.

Pengawasan secara lebih intensif, katanya, dilakukan kepada lima kontraktor besar yang produksinya turun cukup signifikan. Kontraktor-kontraktor tersebut adalah Chevron Pacific Indonesia, Pertamina EP, Total E&P Indonesie, Conocophillips, dan Kodeco Energy. Masing-masing kontraktor tersebut, produksinya turun hingga 10 ribu barel per hari.

BPMIGAS dan kontraktor kontrak kerja sama berupaya meminimalisir gangguan produksi dan masalah non teknis yang terjadi di lapangan. “Kalau berjalan lancar, kami optimis target produksi dan penerimaan negara dari sektor hulu migas bisa tercapai,” kata Elan